kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Kebijakan ekspor kosentrat bisa menurunkan harga


Selasa, 07 Januari 2014 / 12:48 WIB
Kebijakan ekspor kosentrat bisa menurunkan harga
ILUSTRASI. YouTube logo at the YouTube Space LA in Playa Del Rey, Los Angeles, California, United States October 21, 2015. REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Rencana pemerintah membuka ekspor konsentrat diprediksi merusak harga logam tembaga di pasar internasional. Untuk itu, pengusaha pengolahan dan pemurnian (smelter) logam tembaga murni atawa copper cathoda meminta pemerintah berpikir ulang soal ekspor konsentrat setelah 12 Januari nanti.

Natsir Mansur, Ketua Umum Asosiasi Tembaga Emas Indonesia (ATEI) mengatakan, sekarang ini eksportir terbesar tembaga masih dikuasai PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara dengan total ekspor sekitar 2 juta ton per tahun.

Kenyataannya, "ada puluhan izin usaha pertambangan (IUP) ataupun izin pertambangan rakyat (IPR) di Sulawesi, mereka bisa memproduksi konsentrat seperti produksi Freeport dan Newmont," kata dia, saat ditemui wartawan usai mengikuti rapat bersama Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Selasa (7/1).

Menurut Natsir, jika konsentrat boleh dilakukan, maka akan membuat IUP maupun IPR berlomba-lomba memproduksi sekaligus mengekspor produk mineral yang belum diproses di smelter. Apalagi, proses pengolahan bijih mineral menjadi konsentrat bisa dilakukan dengan teknologi sederhana dengan proses ala kadarnya.

Sejauh ini, ekspor konsentrat tembaga dari IUP masih terbilang kecil, sekitar 8.000 ton per tahun. Namun, jika kebijakan kebolehan ekspor konsentrat dibuka, maka ekspor dari IUP bisa naik sebagaimana yang dilakukan oleh Freeport dan Newmont.

"Kalau jumlah pasokan berlebih, harga jual pasti akan jatuh. Hal ini pun akan merugikan Freeport dan Newmont, maupun pemerintah Indonesia dari sektor pendapatan pajaknya," ujar dia.

Natsir mengusulkan, seharusnya rencana penurunan kadar tembaga, pemerintah tetap melarang ekspor konsentrat. Namun, untuk produk turunan tembaga yang bisa diekspor, pemerintah bisa menambahkan satu produk turunan berupa copper matte dengan kadar 70%, selain copper cathoda kadar 99,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×