Reporter: Filemon Agung | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Timah Industri mendukung langkah pemerintah untuk membentuk Material Center atau pusat bahan baku yang diinisiasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) beberapa waktu lalu dalam acara Cooper and Tin Industry Forum 2024.
Direktur PT Timah Industri Amin Haris mengatakan, pihaknya menyambut baik langkah pemerintah yang menginisiasi pusat bahan baku ini menjadi induk inovasi dan distribusi bahan baku yang terkoordinasi dengan baik.
"Kami mendukung penuh langkah strategis ini, karena akan memberikan dampak yang baik untuk industri tembaga dan timah di dalam negeri," kata Amin dalam keterangan resmi, Jumat (8/11).
Menurut Amin, pemusatan bahan baku melalui Material Center ini akan meningkatkan penyerapan logam timah dan tembaga di dalam negeri.
"Melalui Material Center diharapkan dapat mendukung peningkatan penyerapan produk hilirisasi timah produksi kami, PT Timah Industri, yaitu tin solder dan tin chemical sehingga meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ujar Amin.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Bukukan Laba Bersih Rp 908 Miliar pada Kuartal III-2024
Diketahui, Kemenperin terus memperkuat hilirisasi dan meningkatkan daya saing industri tembaga dan timah nasional yang memilki peran penting dalam mendukung industri hilir.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta mengatakan, pembentukan Material Centre untuk tembaga dan timah bertujuan pendistribusian dan induk inovasi.
“Material Center ini akan mendukung hilirisasi, mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, serta memperkuat efisiensi rantai pasok sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekspor produk bernilai tambah tinggi,” kata Setia.
Baca Juga: Mencermati Prospek Emiten MIND ID di Tengah Misi Hilirisasi & Ekosistem EV
Setia menyebut, salah satu tantangan utama dalam industri tembaga dan timah adalah mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Saat ini, sebagian besar tembaga Indonesia diekspor dalam bentuk konsentrat dengan nilai tambah rendah.
Namun, mulai 1 Januari 2025 konsentrat tembaga dan lumpur anoda akan dilarang ekspornya. Ini merupakan upaya untuk terus mendorong hilirisasi lebih lanjut. Di sisi lain, timah banyak diekspor dalam bentuk logam timah murni batangan.
“Hilirisasi harus menjadi fokus utama untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti katoda tembaga, tin plate, dan produk hilir lainnya. Hal ini juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar internasional,” tegasnya.
Selanjutnya: Harga Pangan di Kalimantan Tengah 8 November 2024: Daging Ayam, Cabai, dan Telur Naik
Menarik Dibaca: Daftar Barang Rumah Tangga yang Bantu Perkembangan Tanaman Hias Indoor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News