kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebutuhan Bioetanol akan Melonjak, Kerja Sama Indonesia-Brasil Diperkuat


Jumat, 26 Januari 2024 / 20:03 WIB
Kebutuhan Bioetanol akan Melonjak, Kerja Sama Indonesia-Brasil Diperkuat
ILUSTRASI. JAKART,25/7-PERTAMAX GREEN 95. Pengemudi Ojol melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Jakarta, Selasa (25/7/2023). PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga resmi meluncurkan Pertamax Green 95 yakni BBM Pertamax dengan campuran bioetanol 5 persen dan dijual seharga Rp13.500 per liter dengan RON 95. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan, pengembangan BBN terbukti dapat meningkatkan perekonomian rakyat kecil. 

“Ini sesuatu yang bagus dan sudah ada contohnya di beberapa negara tropis seperti di Brasil,” ujarnya tahun lalu. 

Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang menciptakan ketahanan energi melalui pengurangan ketergantungan impor bahan bakar minyak nasional, sekaligus menciptakan bauran energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.

Dalam konteks program biodiesel kelapa sawit yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan, berdasarkan hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan Indonesia telah menghemat devisa sebesar US$ 2,6 miliar dari substitusi impor diesel.

Di sisi lain, laporan ITB memproyeksikan Indonesia akan mengimpor hingga 35.6 juta kiloliter pada 2040 atau hampir dua kali lipat dari jumlah impor bahan bakar minyak tahun 2021. 

Baca Juga: Pemanfaatan BBM Campuran Sawit dan Etanol Tebu Terus DIdorong

Jika ditambah dengan pemanfaatan bioethanol sebagai bahan campuran BBM, tentu diharapkan bisa membawa implikasi yang sama.

Seperti dapat menurunkan impor BBM jenis bensin, menurunkan polutan emisi kendaraan, dan menciptakan potensi lapangan kerja di sektor pertanian dan produksi bioetanol.

Manfaat lain bioetanol juga adalah potensi pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 43% termasuk CO2, NOx dan Partikel PM2.5 dan meningkatkan bauran energi terbarukan Indonesia yang ditargetkan mencapai 23% pada tahun 2025. 

Penurunan emisi dapat terjadi karena etanol sebagai gasohol memiliki nilai oktan sebesar (RON) 128, sehingga pencampuran dengan bensin akan meningkatkan kadar oktan dan kualitas pembakaran BBM.

Baca Juga: Karena Alasan Ini, Pertamina Akan Ajuan Insentif Cukai Ethanol

Untuk mendukung program subsitusi BBM ke BBN ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bersama tim riset Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan didukung oleh US Grains Council (USGC) juga telah berhasil menyusun Peta Jalan Strategis untuk Percepatan Implementasi Bioetanol di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×