Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Saat ini Indec Diagnostic mampu memproduksi lima juta alat test perbulan. Suroso mengatakan, perusahaan akan melakukan ekspansi pabrik dengan menambah kapasitas produksi hingga 8 kali lipat sampai 10 kali lipat sehingga produksi bertambah menjadi 40 juta hingga 50 juta alat tes per bulannya.
"Caranya dengan menambah mesin baru dan tetap mempertahankan mesin lama. Mesin baru ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari sumber daya manusia yang ada," kata Suroso.
Suroso tidak memerinci berapa investasi yang dibenamkan untuk menambah kapasitas produksi ini. Yang terang, Indec melakukan investasi secara mandiri. Suroso memproyeksikan penambahan kapasitas pabrik ini diproyeksikan akan rampung pada April 2022 untuk mengantisipasi permintaan yang besar.
Suroso bilang, produksinya nanti tergantung permintaan saja, jika permintaan untuk rapid test deteksi kadar antibodi pasca-vaksinasi lebih besar seiring dengan turunnya permintaan rapid test Covid-19, maka mesin akan difokuskan memproduksi alat tes deteksi antibodi.
Baca Juga: Ada yang diizinkan bepergian, ini aturan perjalanan dengan pesawat terbang terbaru
Selain untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, penambahan kapasitas produksi ini juga untuk kegiatan ekspor. Saat ini Indec sedang ancang-ancang mengekspor rapid test ke Afrika, Timur Tengah, dan Asean.
Di sepanjang 2020, Indec mencatatkan pertumbuhan penjualan rapid test naik hingga tiga kali lipat. Adapun di tahun ini, target yang dicanangkan bisa tumbuh dua kali lipat dibandingkan 2020.
Suroso berharap, dengan adanya Indec sebagai perusahaan alat kesehatan lokal yang bisa memproduksi rapid test dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai lebih dari 70%, diharapkan bisa melepas ketergantungan Indonesia mengimpor alat tes Covid-19. Dirinya berharap instansi pemerintah dapat menggunakan produk dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News