kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Kebutuhan susu domestik dipenuhi oleh susu impor


Jumat, 22 November 2013 / 14:26 WIB
Kebutuhan susu domestik dipenuhi oleh susu impor
ILUSTRASI. Proyek dari PT PP Presisi (PPRE).


Sumber: Kompas.co | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Dalam 2 tahun terakhir produksi susu sapi nasional terus menurun 400 ton per hari. Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menyebut banyaknya sapi perah yang dipotong jadi alasan penurunan produksi tersebut.

"Kebutuhan susu kita sekarang ini masih 70% diimpor," kata Dahlan, di Jakarta, Jumat (22/11), usai menyaksikan penandatanganan kerjasama antara Frisian Flag Indonesia dengan PTPN VIII dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).

Dahlan mengatakan sapi perah yang masih tersisa pun masih rendah produktivitasnya. Satu sapi perah di Indonesia hanya memproduksi sekitar 12 liter susu segar per hari. Dengan kata lain, hanya separuh yang bisa diproduksi sapi perah di Belanda, yang tiap harinya menghasilkan hingga 25 liter susu segar.

"Karena itu Frisian Flag akan memberikan bantuan bagaimana cara beternak sapi perah yang baik," lanjut mantan Dirut PLN itu.

Ia menengarai, rendahnya produktivitas sapi perah Indonesia lantaran peternak masih malas. Ia menyebutkan, setiap 3 bulan kuku-kuku sapi perah harus dipotong, agar memberikan kenyamanan bagi sapi.

"Misal petani kita malas memotong kuku sapi. Padahal itu tiap 3 bulan kuku sapi harus dipotong, Karena kalau kukunya terlalu lebar sapinya enggak nyaman, karena enggak nyaman produksi susunya enggak banyak," pungkasnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×