kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

KEIN: Energi thorium bisa dorong industri lokal


Selasa, 02 Januari 2018 / 15:31 WIB
KEIN: Energi thorium bisa dorong industri lokal


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan hilirisasi pertambangan mineral khususnya thorium di Indonesia diproyeksikan akan mendorong tumbuhnya industri strategis. Sehingga, sektor industri yang selama ini belum mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi bisa bangkit kembali sesuai dengan perencanaan pembangunan nasional.

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Zulnahar Usaman mengatakan, ketersediaan pasokan listrik menjadi faktor penting dalam proses industrialisasi di Indonesia. Tanpa adanya pasokan listrik dalam jumlah besar dan harga terjangkau, maka akan sulit bagi industri untuk dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

"Oleh karena itu, harus ada program quick win yang dilakukan pemerintah agar dapat secara tepat dan cepat membangkitkan ekonomi. Yakni, pengembangan industri pertambangan lewat produk hilirisasi mineral yang kemudian dilanjutkan dengan program yang bersifat padat investasi dan teknologi," katanya melalui siaran tertulis, Selasa (2/1).

Zulnahar menjelaskan, pengembangan hilirisasi mineral tanah selain akan menarik masuknya investor di bidang elektronik, produk mineral tanah jarang juga bisa dikembangkan lagi untuk menghasilkan produk yang lebih berharga.

"Logam tanah jarang merupakan mineral ikutan dalam timah dan monazite. Pemisahan logam tanah jarang dari monazite akan menghasilkan thorium yang dapat dijadikan sumber bahan bakar dari pembangkit listrik tenaga thorium yang bersih tanpa emisi, memiliki densitas energi jauh lebih besar dibandingkan energi fosil," katanya.

Saat ini, pasokan logam tanah jarang untuk Industri elektronik 90% dihasilkan dari Tiongkok. "Padahal, Indonesia juga memiliki sumber daya logam tanah jarang yang melimpah dan dapat dikembangkan lagi untuk memproduksi thorium," ujar Zulnahar.

Sebelumnya, KEIN melalui working group ESDM baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan masukan dan dukungan untuk mengembangkan energi thorium sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir thorium (PLTT). Nantinya, Indonesia dapat mengembangkan industri thorium untuk kebutuhan pembangkit setelah adanya keputusan resmi dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×