kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.730   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.378   6,19   0,07%
  • KOMPAS100 1.161   2,88   0,25%
  • LQ45 845   3,73   0,44%
  • ISSI 293   0,55   0,19%
  • IDX30 444   2,30   0,52%
  • IDXHIDIV20 509   1,58   0,31%
  • IDX80 131   0,34   0,26%
  • IDXV30 136   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 140   0,56   0,40%

Kejar Produksi 100 Juta Ton CPO, 600.000 Ha Lahan Sawit Baru Dibuka Mulai 2026


Jumat, 14 November 2025 / 13:21 WIB
Diperbarui Jumat, 14 November 2025 / 13:22 WIB
Kejar Produksi 100 Juta Ton CPO, 600.000 Ha Lahan Sawit Baru Dibuka Mulai 2026
ILUSTRASI. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bakal melakukan program ekstensifikasi atau pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit mulai tahun depan.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bakal melakukan program ekstensifikasi atau pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit mulai tahun depan. 

Plt. Dirjen Perkebunan Kementan Abdul Roni Angkat mengatakan,langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang menuju target produksi  minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) 100 juta ton pada 2045. 

“Ini proyeksi kita, harapannya tahun 2045, kita bisa capai 100 juta ton. Nah, apakah ini penting? Sangat penting. Di skema kita, kita akan mengembangkan 3 juta  ha tambahan perluasan kelapa sawit,” ungkap Roni, dalam acara 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025, di Nusa Dua, Bali pada Kamis (13/11/2025).

Baca Juga: Indonesia Akan Buka 600.000 Hektare Lahan Sawit Baru

Rencananya, Indonesia akan membuka kebun sawit baru seluas 600.000 hektare (ha). Sebanyak 400.000 ha di antaranya merupakan kebun plasma atau sawit rakyat. 

Adapun, proyek ini diarahkan untuk mendukung perluasan kebun plasma rakyat di wilayah Jambi, Sumsel, Bangka Belitung, Kalbar, Kalteng, Kaltara dan Sulawesi Selatan.

Selain itu, pemerintah juga berencana menawarkan 200.000 ha perkebunan kepada perusahaan negara, yakni PT Agrinas dan PalmCo. Namun, Roni bilang, perusahaan swasta dipersilakan untuk berpartisipasi.

“Silakan nanti kalau teman-teman dari perusahaan swasta ingin masuk untuk mengakses bersama-sama dengan barisan kita, iskemanya kita akan berikan bersama,” ujar dia.

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementan Baginda Siagian menambahkan, program ekstensifikasi ini juga dijalankan untuk memenuhi peningkatan permintaan CPO domestik dalam beberapa tahun ke depan. 

“Itu kan masih rencana program hilirisasi, untuk mendukung ini semua, termasuk (program) biodiesel, dan juga kebutuhan dalam negeri kan gitu kan, (seperti) Minyak goreng nantinya,” tambahnya. 

Selain itu, produktivitas perkebunan sawit nasional juga masih jauh tertinggal dibanding Malaysia. 

Baca Juga: Di Forum COP30, Transformasi Pertamina Kejar Target NZE 2060

Dalam pemaparannya. perkebunan negara diproyeksikan memiliki produktivitas tertinggi, yakni 4,48 ton CPO/ha/tahun pada tahun 2025.  Sementara perkebunan swasta berada di 3,68 ton, dan pekebun rakyat hanya 3,18 ton. Sehingga rata-ratanya di sekitar 3,52 ton. 

Dengan kondisi saat ini, produksi CPO nasional pada 2025 diperkirakan mencapai sekitar 50 juta ton, ditambah PKO sekitar 4 juta–5 juta ton, sehingga total  menjadi 55 juta ton. 

Selanjutnya: Promo HokBen Hari Kebaikan Sedunia sampai 16 November, Makan Berdua Lebih Hemat

Menarik Dibaca: Pilihan Tanaman herbal untuk Mengobati Keputihan, Cek Daftar Lengkapnya di Sini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×