Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim panas yang berkepanjangan diperkirakan bakal berdampak pada produksi kelapa pada semester II-2019.
Mengingat karakteristik pohon kelapa membutuhkan waktu tanam yang panjang, industri dan petani dihimbau untuk mulai memberi penanganan tambahan untuk mempertahankan kualitas pohon dan pasokan air di sekitar area tanam.
Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) Amrizal Idroes mengatakan, efek kemarau panjang pada periode ini akan mulai terasa pada semester kedua tahun depan. Oleh karena itu, perlu dilakukan sejumlah tindakan agar produksi tahun depan tidak merosot tajam.
"Kelapa tidak bisa ditanam ulang cepat karena butuh 5-7 tahun baru bisa berbuah lagi, jadi caranya sekarang kita harus menjaga dan merawat kebun dan menggunakan tanaman penutup tanah agar areal tanam tidak cepat kering air tanahnya," kata Amrizal saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/9).
Tapi, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan), Irmi Rahmi Nurbahar mengatakan, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan kondisi kekeringan tersebut. "Tidak ada kekhawatiran yang signifikan," katanya.
Adapun menurutnya produksi kelapa diperkirakan bakal terus naik. Realisasi produksi pada tahun 2016 mencapai 2,9 juta ton, sedangkan angka sementara tahun 2017 dicatat di 2,87 juta ton. Kemudian pada 2018 ini, estimasi produksi kelapa sebesar 2,86 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News