Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan hilirisasi mineral dan batubara (minerba) yang dijalankan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menurut Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Cek Endra telah sejalan dengan visi yang dijanjikan pada masa kampanye.
Ia menyebut fokus pengolahan sumber daya di dalam negeri menjadi produk bernilai tambah merupakan strategi fundamental untuk memperkuat struktur ekonomi nasional, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan meningkatkan daya saing industri.
Meski begitu, Cek Endra mengakui masih ada tantangan pada dua komoditas utama: batubara dan nikel.
Hilirisasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) belum mencapai target operasional yang diharapkan, sementara sektor nikel sempat menghadapi isu lingkungan di Raja Ampat.
“Tantangan ini harus direspons dengan penguatan tata kelola, percepatan adopsi teknologi bersih, dan penerapan standar lingkungan yang ketat. Dengan langkah perbaikan yang tepat, sektor ini akan tetap menjadi motor hilirisasi yang berkelanjutan,” katanya, Sabtu (16/08/2025).
Baca Juga: Penambahan Golongan Prioritas dalam UU Minerba Buka Potensi Perlambatan Hilirisasi
Asal tahu saja, dalam pidato penyampaian Nota Keuangan RAPBN 2026, Kamis (15/8/2025), Prabowo menegaskan Indonesia akan memfokuskan agenda hilirisasi untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi perekonomian serta menciptakan lapangan kerja luas di berbagai daerah.
Kepala Negara itu juga menyoroti tren peningkatan ekspor nasional sebagai dampak dari semakin banyaknya produk hilirisasi yang masuk pasar global.
Dalam konteks pidato Presiden di Sidang Tahunan MPR, menurutnya Pemerintah sudah memiliki roadmap yang jelas, terlihat dari diserahkannya 18 proyek hilirisasi lintas sektor dengan nilai total investasi sekitar US$38,63 miliar atau setara Rp 618,13 triliun oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi, Bahlil Lahadalia.
Baca Juga: PNBP Minerba Tembus Rp 71 Triliun hingga Pertengahan Juli 2025, Migas Rp 39 Triliun
“Pemerintah sudah memiliki roadmap yang jelas. DPR akan mengawal agar transisi dari pra-FS ke tahap eksekusi berjalan tepat waktu dan sesuai standar,” jelasnya.
Kalau dilihat, dari total 18 jumlah tersebut, delapan proyek berfokus pada hilirisasi mineral dan batubara, termasuk pembangunan fasilitas DME, smelter nikel, pengolahan bauksit, mangan, dan stainless steel, dengan nilai investasi sekitar Rp321,8 triliun dan potensi penyerapan tenaga kerja hampir 105 ribu orang.
Seluruh proyek tersebut telah menyelesaikan tahap pra-feasibility study (pra-FS) yang dikerjakan oleh Danantara. Tahapan selanjutnya meliputi finalisasi skema pembiayaan, penentuan mitra strategis, penetapan lokasi, serta penyusunan mitigasi sosial dan lingkungan.
Baca Juga: UU Minerba Baru Dinilai Berpotensi Hambat Target Hilirisasi Pemerintah, Ini Alasannya
Selanjutnya: Harga Saham Sejumlah Emiten Nikel Terbang, Simak Rekomendasinya
Menarik Dibaca: Cara Buka Blokir Facebook dengan Bantuan Pusat Dukungan,Cepat & Mudah Dilakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News