kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kelola Blok Mahakam, Pertamina dapat dukungan


Rabu, 10 Oktober 2012 / 16:00 WIB
Kelola Blok Mahakam, Pertamina dapat dukungan
ILUSTRASI. Refleksi karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7/2021).


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Niat PT Pertamina (Persero) menjadi operator blok minyak dan gas Mahakam di Kalimantan Timur mendapat dukungan dari sejumlah tokoh masyarakat. Dukungan disampaikan melalui petisi "Blok Mahakam untuk Rakyat" yang ditandatangani di Jakarta, Rabu (10/10).

Para tokoh yang membubuhkan tanda tangan itu antara lain; Prof Dr H. Mochtar Pabottingi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr H Muhammad Asdar dari Universitas Hasanudin Makasar, pengamat ekonomi dari The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)Fadli Hasan, Direktur Econit Hendri Saparini, pengamat minyak dan gas, Kurtubi, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo, dan Presiden Serikat Pekerja Migas seluruh Indonesia, Faisal Yusra.

Petisi ini juga didukung elemen mahasiswa yang dari Universitas Padjajaran Bandung dan Institut Teknologi Bandung serta sejumlah aktivis di Jakarta. Acara petisi ini sendiri diinisiasi oleh Indonesian Resources Studies (IRESS).

Direktur IRESS, Marwan Batubara mengatakan, petisi sudah ditandatangani sekitar 200 orang. "Kami akan segera galangan (dukungan) di internet," ujar Marwan usai penandatangan petisi di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jakarta, Rabu (10/10).

Marwan mengatakan, petisi blok Mahakam digalang karena peluang blok tersebut untuk dikelola oleh Pertamina makin kecil. Sementara masa kontrak Total E&P Indonesie (Prancis) dan Inpex Corporation (Jepang) di blok tersebut masih sampai 2017.

Hingga saat ini, pemerintah belum mengambil keputusan apakah memperpanjang kontrak atau menyerahkan ke BUMN bangsa sendiri. "Menyimak pernyataan sejumlah pejabat pemerintah akhir-akhir ini, besar kemungkinan kontrak blok Mahakam kembali diperpanjang kepada Total dan Inpex, dengan perubahan adanya partisipasi saham oleh Pertamina dan Daerah. Namun, Total akan tetap menjadi operator," ujar Marwan.

Total dan Inpex, menurut Marwan juga aktif melakukan lobi kepada pemerintah Indonesia agar kontrak mereka diperpanjang maklum blok tersebut kaya akan gas. Menurut IRESS saat ini, rata-rata produksi gas di blok ini mencapai 2.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan 344.000 barel minyak.

Cadangan yang terkandung di dalam blok Mahakam sekitar 27 triliun cubic feet (tcf). Sejak 1970 hingga 2011, sekitar 50% (13,5 tcf) cadangan tersebut telah dieksploitasi. Karena itu, cadangan tersisa saat ini, menurut Marwan sekitar 12,5 tcf.

Dengan asumsi harga gas rata-rata US$ 15/MMBtu, menurutnya, potensi pendapatan kotor dari blok Mahakam mencapai US$ 187 miliar atau sekitar Rp 1.700 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×