kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemendag dan Kadin Indonesia tambah pasokan kontainer, ekspor bisa kian melejit


Jumat, 01 Oktober 2021 / 21:43 WIB
Kemendag dan Kadin Indonesia tambah pasokan kontainer, ekspor bisa kian melejit
ILUSTRASI. Kemendag dan Kadin Indonesia tambah pasokan kontainer, ekspor bisa kian melejit.Tanpa ada kelangkaan kontainer ekspor makanan minuman bisa naik 6%-7%. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/rwa.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi membuat permintaan ekspor meningkat. Namun efeknya terjadi kelangkaan kontainer. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Perdagangan dan KADIN Indonesia yang telah mengupayakan komitmen dengan berbagai pihak untuk pengadaan kontainer. 

Upaya ini dinilai membantu dan menunjang agar kinerja ekspor semakin positif tahun ini.  Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono mengapresiasi upaya Kemendag dan Kadin Indonesia dalam mendapatkan komitmen kontainer yang kini sedang mengalami kelangkaan. 

Strategi ini dinilai sangat bagus, mengingat suasana ekspor yang sedang kondusif. "Karena penyediaan kontainer sangat diperlukan untuk ekspor dan melanjutkan pertumbuhan besar yang sedang terjadi saat ini," kata Handito dalam rilis, Jumat (1/10).

Baca Juga: Ini upaya Kemendag mengatasi kelangkaan kontainer

Badan Pusat Statistik mencatat, ekspor Agustus 2021 mencetak rekor baru dalam sejarah perdagangan Indonesia. Pasalnya, Indonesia berhasil memecahkan nilai ekspor tertinggi sejak Agustus 2011. Performa ekspor nasional di Agustus 2021 meningkat 20,95% secara bulanan menjadi US$ 21,42 miliar. 

Peningkatan tersebut didorong penguatan ekspor migas dan nonmigas, masing-masing sebesar 7,48% dan 21,75% (mom). Secara kumulatif, ekspor Januari-Agustus 2021 mencapai US$142,01 miliar atau naik 37,77% (yoy). 
Peningkatan tersebut dipengaruhi meningkatnya ekspor nonmigas menjadi US$ 134,13 miliar atau naik 37,03%; serta naiknya ekspor migas menjadi US$ 7,87 miliar atau tumbuh 51,78%. 

Karena itu, Handito berkomitmen, pemerintah dan pelaku usaha ini mesti dimaksimalkan saat ini. Apalagi ekspor funiture dan makanan minuman banyak dilakukan oleh produsen dan eksportir UKM. 

"Jadi, kami di Sekolah Ekspor berkonsentrasi mendorong eksportir baru dan kecil, menyambut positif komitmen antara Kemendag dan Kadin Indonesia ini," jelas Handito. 

Baca Juga: Efisiensi sektor logistik akan percepat pemulihan ekonomi

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menambahkan, inisiasi Kementerian Perdagangan dan KADIN Indonesia soal kontainer adalah tepat karena mampu menjaga kinerja ekspor yang positif hingga semester I-2021.

"Apalagi beberapa pelaku usaha yang kekurangan kontainer ini merupakan industri unggulan, salah satunya makanan dan minuman," sebut Rendy. 

Mengutip data GAPMMI efek dari kekurangan kontainer ongkos logistik mengalami peningkatan, sehingga menekan volume angkut barang. Akibatnya, volume ekspor barang berupa produk makanan dan minuman menurun 6%-7%. 

Karena itu, Rendy menyebut, tanpa ada gangguan kontainer bisa lebih tinggi 6%-7%, dari torehan ekspor makanan minuman yang saat ini berkisar US$ 19,6 miliar. 

Artinya, jika tanpa gangguan kelangkaan kontainer, ekspor food and beverage semestinya bisa tumbuh maksimal hingga menyentuh US$ 20,97 miliar. Rendy pun menilai, inisiasi atas kontainer ini bisa menjaga kinerja perdagangan di sisa tahun. "Ya terutama dalam meningkatkan kinerja ekspor di kuartal empat 2021," ujar dia. 

Menter Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memastikan, ada tambahan suplai kontainer 800-1.000 unit per bulan. Lutfi menjelaskan komitmen tambahan kontainer datang dari berbagai negara. Kesepakatan terjadi setelah pemerintah mempertemukan eksportir  dengan kalangan usaha. 

Kemendag menggamit Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, serta  Operator pelayaran jalur utama (Main Line Operator/MLO) untuk mencari solusi akan kekurangan kontainer.  Kelangkaan kontainer terjadi bukan hanya di Indonesia.  

Lutfi menyebut, Indonesia sebenarnya butuh hingga 1.000 kontainer per minggu. Hal ini untuk menunjang tingginya permintaan pasar terutama di ekspor furniture. 

Lutfi menyatakan,  pasokan kontainer juga bertambah untuk sektor makanan dan minuman sebanyak 3.500-3.800 unit per bulan. Tambahan suplai ini merupakan solusi dari kelangkaan kontainer yang terjadi beberapa waktu terakhir.

"Kelangkaan peti kemas (kontainer) masalah serius datangnya order akibat perang dagang AS dan China," ungkap Lutfi dalam konferensi pers secara daring, Kamis (30/9).

Baca Juga: Ekonom optimistis kinerja manufaktur masih ada di zona ekspansif hingga akhir tahun

Lutfi mengatakan, Indonesia kebanjiran pesanan dari berbagai negara lantaran ekses perang dagang antara China dan AS. "Ini bisa dimanfaatkan untuk ekspor industri elektronika, alas kaki, garmen, dan furnitur," terang Lutfi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×