Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Menteri Perhubungan Freddy Numberi memastikan akan menegosiasikan lagi pembangunan lintasan kereta dari stasiun Pasoso, Tanjung Priok menuju dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT).
Renegosiasi dengan ahli waris makam dilakukan karena pembangunan lintasan kereta sepanjang 3 kilometer itu akan melalui areal pemakaman. "Nanti kami negosiasikan dengan baik, sehingga bisa terus dilanjutkan," kata Freddy.
Saat ini petikemas yang dikirimkan menggunakan jalur kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Priok hanya sampai Stasiun Pasoso. Lalu untuk membawa petikemas tersebut menuju pelabuhan harus menggunakan truk.
Proyek pembangunan rel kereta api Pasoso-dermaga JICT yang diprakarsai Kementerian Perhubungan bertujuan untuk meningkatkan arus petikemas menuju pelabuhan untuk kemudian diekspor. Pemerintah telah memasukkan proyek tersebut dalam rencana induk tata ruang pelabuhan Tanjung Priok senilai Rp 61,9 miliar.
Masterplan proyek tersebut sudah ada sejak 1990 an lalu, namun sampai sekarang tak kunjung terlaksana. Lintasan tersebut akan tersambung dengan Terminal Petikemas Bandung (TPKB) Gedebage.
Selama ini angkutan barang dari Gedebage menuju Tanjung Priok semakin tidak diminati pelaku ekspor-impor karena tidak terhubung langsung dengan dermaga di pelabuhan.
Upaya PT Kereta Api (Persero) untuk meningkatkan minat pemilik petikemas dengan memangkas tarif layanan angkut dari Rp 2,6 juta per petikemas menjadi Rp 2,4 juta tidak juga dianggap menarik akibat belum tersambungnya rel kereta. Karena pengusaha tetap harus melakukan dua kali aktifitas bongkar muat.
Saat ini pengangkutan peti kemas dari TPKB ke Tanjung Priok dalam kondisi normal memakan waktu 6,5 jam, yang terdiri atas waktu tempuh Gedebage-Pasoso 4,5 jam, ditambah waktu bongkar muat dari kereta ke truk di Pasoso hingga kapal sekitar dua jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News