Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan belum berencana memberikan insentif kepada aplikator transportasi daring atau ojek online atas penurunan jumlah pesanan penumpang yang mungkin timbul akibat penerapan kebijakan jaga jarak (social distancing) di sejumlah wilayah di Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengimbau agar aplikator memaksimalkan peluang melalui pengantaran barang dan makanan dalam kondisi jumlah penumpang mengalami penurunan.
Selain itu, Kemenhub juga meminta kepada pihak aplikator supaya menyesuaikan algoritmanya dengan anjuran bekerja dari rumah.
Baca Juga: Ada wabah corona, pemerintah akan relaksasi KUR hingga pembiayaan motor
Penyesuaian dengan algoritma tersebut diharapkan dapat mengakomodir supaya masyarakat bisa lebih banyak melakukan pemesanan di tengah keterbatasan mobilitas.
“Kami belum ada insentif. Kami berikan imbauan dan minta kepada aplikator untuk melihat dibalik turunnya pengguna ojol yang membawa penumpang bisa juga akan potensi kenaikan pengiriman barang atau pemesanan makanan,” ujar Adita melalui Video Conference, Jumat (20/3).
Adita mengaku imbauan ini juga bukan berarti Kemenhub melarang ojek online dalam mengambil penumpang dan hal tersebut tetap menjadi bagian dari pelayanan ojek online. "Namun, penting bagi para aplikator menerapkan protokol kesehatan kepada mitra pengemudi dalam mencegah meluasnya virus corona," katanya.
Kemenhub juga meminta seluruh operator transportasi umum untuk menjalankan semaksimal mungkin upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Baca Juga: Asosiasi pengemudi ojek online tolak kebijakan lockdown