kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Kemenhub Buka Suara Terkait Maskapai yang Masih Rugi Meski Pendapatan Naik


Senin, 13 Mei 2024 / 20:21 WIB
Kemenhub Buka Suara Terkait Maskapai yang Masih Rugi Meski Pendapatan Naik
ILUSTRASI. Aktivitas pergerakan pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (13/12/2022). Kemenhub Buka Suara Terkait Maskapai yang Masih Rugi Meski Pendapatan Naik.


Reporter: Muhamad Aghasy Putra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) masih membukukan kerugian meskipun berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan.

Merespons kondisi ini, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan bahwa benar kondisi keuangan maskapai pasca pandemi telah mulai menunjukkan trend yang membaik ditandai dengan meningkatnya pendapatan usaha terutama dari pengangkutan penumpang.

Akumulasi kerugian ini terjadi akibat beban usaha yang ditunda pembayarannya selama masa pandemi Covid-19 dan saat ini tantangan global supply chain untuk proses pemulihan armada.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Memacu Pemulihan Kinerja

Lebih lanjut, Adita memaparkan bahwa adanya tantangan volatilitas harga avtur dan fluktuasi kurs juga harus diperhatikan dengan cermat dan tangkas mengingat banyaknya biaya operasional yang menggunakan dollar Amerika

“Tren peningkatan penumpang sudah membaik dari tahun ke tahun walaupun secara umum maskapai belum memperoleh laba, namun telah berhasil memperkecil kerugian” kata Adita saat ditanya KONTAN pada Senin, (13/05).

Selain itu, adanya biaya operasional pesawat yang cenderung naik baik pada biaya langsung biaya tidak langsung. Kementrian Perhubungan tegaskan bahwa dalam persoalan ini harus memerhatikan share biaya bahan bakar, sewa pesawat, dan perawatan pesawat.

Baca Juga: Kasus Pilot Tertidur dan Extra Flight Lebaran

Semua biaya tersebut 80% pembayarannya menggunakan dolar AS, namun pemasukan itu diperoleh dalam rupiah maka maskapai cenderung tidak dapat menjual tiket pada harga Tarif Batas Bawah.

“Menurut saya hal ini masih dalam kemampuan daya beli masyarakat terbukti dengan jumlah penumpang yang terus meningkat,  di samping itu pemerintah telah mengatur besaran TBA sampai dengan TBB sebagai bentuk perlindungan konsumen,” pungkas Adita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×