Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
PEKANBARU. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung rencana pemindahan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, ke lokasi lain. Pasalnya, bandara yang ada saat ini sudah tidak mendukung untuk pengembangan infrastruktur akibat terkendala ketersediaan lahan.
"Kalau pemerintah daerah bisa memastikan lahan untuk bandara baru, maka Angkasa Pura dan Kementerian Perhubungan akan mendukungnya," kata Menteri Perhubungan Ignatius Jonan di Pekanbaru, Jumat (13/3).
Jonan menilai keterbatasan lahan di sekitar Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II membuat rencana pengembangan landas pacu (Runway) tidak optimal.
Saat ini PT Angkasa Pura II selaku operator bandara tersebut berencana menambah panjang landas pacu dari 2.400 menjadi 2.600 meter, yang disebut Jonan sebagai sebuah rencana yang tidak optimal karena untuk bisa dilalui pesawat komersil berbadan besar idealnya panjang landas pacu 2.800 hingga 3.000 meter.
"Percuma saja menambah panjang landas pacu dari 2.400 hanya ke 2.600 meter. Seharusnya, ditambah jadi 2.800 meter," katanya.
Dalam kunjungannya, Jonan menyempatkan diri melihat langsung kondisi dan fasilitas Bandara SSK II. Menhub ke bandara untuk melihat area kedatangan penumpang dan ruang tunggu penumpang.
"Kalau saya lihat langsung, kondisi bandara memang belum terlalu padat dan masih bisa menampung penumpang. Tapi untuk 5-10 tahun lagi, bandara ini bisa sulit menampung lonjakan penumpang. Jadi perlu diupayakan untuk ada bandara baru, pembangunan bisa dengan secara bertahap misalkan ditargetkan selesai dalam lima tahun," katanya.
Plt Gubernur Riau Arsyad Juliandi Rachman menjelaskan, kondisi lahan Bandara SSK II memang sudah sangat terbatas untuk dilakukan pengembangan. Selama ini bandara tersebut juga masih bergabung dengan fasilitas Lanud Roesmin Nurjadin TNI AU.
"Sekelilingnya juga sudah penuh dengan permukiman warga, jadi sulit untuk dilakukan pengembangan," katanya.
Wacana pemindahan Bandara SSK II sebenarnya telah direncanakan Pemprov Riau sejak lima tahun lalu, di era Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Saat itu Pemprov mengkaji lokasi bandara bisa digeser ke Kabupaten Kampar atau ke Kabupaten Pelalawan.
Namun, rencana itu surut ketika pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012. Pemprov Riau dan Kemenhub justru menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk "mempersolek" fasilitas bandara lama dengan membangun gedung ruang tunggu baru, fasilitas galbarata, dan ruang tunggu VIP Lancang Kuning, terminal kargo, apron, dan penambahan panjang landas pacu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News