kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Kemenhub Ungkap Kendala Pengembangan Bandara Rahadi Oesman di Ketapang


Minggu, 22 Juni 2025 / 16:42 WIB
Kemenhub Ungkap Kendala Pengembangan Bandara Rahadi Oesman di Ketapang
ILUSTRASI. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap sejumlah kendala dalam operasional dan pengembangan Bandar Udara Rahadi Oesman di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap sejumlah kendala dalam operasional dan pengembangan Bandar Udara Rahadi Oesman di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa, mengatakan bahwa bandara tersebut masih menghadapi berbagai hambatan, terutama terkait kesiapan lahan untuk pengembangan fasilitas sisi udara dan darat.

Baca Juga: Israel Larang Warga Negaranya Bepergian ke Luar Negeri, Bandara Ben-Gurion Ditutup

Fasilitas yang dimaksud antara lain perluasan apron, penambahan area parkir, pembangunan gedung perkantoran, serta relokasi fasilitas meteorologi.

“Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang agar proses pembebasan lahan dapat dilakukan secara bertahap sesuai rencana induk bandara,” ujar Lukman saat kunjungan kerja bersama Komisi V DPR RI, Sabtu (21/6).

Selain persoalan lahan, Lukman juga menyebut adanya hambatan (obstacle) di ujung runway 17 dan 35, seperti rumah warga, pohon, dan tiang listrik.

Hambatan ini menghalangi pemanfaatan tambahan runway sepanjang 185 meter. Upaya untuk mengatasi hal tersebut saat ini tengah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat.

“Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam hal pembebasan lahan dan penanganan obstacle, demi mendukung pengembangan bandara secara optimal. Ini penting untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kelancaran operasional penerbangan,” tegas Lukman.

Baca Juga: Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Kembali Normal Usai Erupsi Lewotobi

Saat ini, pembangunan fisik terminal baru telah rampung. Namun, masih dibutuhkan tahap penyelesaian akhir seperti pengerjaan interior, instalasi fasilitas mekanikal dan elektrikal, sistem pendingin udara, pemasangan CCTV, serta perlengkapan sarana dan prasarana pendukung lainnya guna memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan penerbangan.

“Target pengoperasian penuh diharapkan bisa tercapai pada akhir tahun 2025,” katanya.

Bandara Rahadi Oesman saat ini memiliki jam operasional dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, dengan panjang landasan pacu 1.400 meter dan luas terminal mencapai 1.800 meter persegi. Bandara ini diproyeksikan mampu melayani hingga 400.000 penumpang per tahun.

Saat ini, Bandara Rahadi Oesman melayani rute penerbangan Ketapang–Pontianak pulang-pergi (PP), yang dioperasikan oleh Wings Air dengan frekuensi 28 kali per minggu menggunakan armada ATR 72-600.

Baca Juga: Pilot Duga Ada Kerusakan Teknis, Pesawat Air India Balik Lagi ke Bandara Hong Kong

“Kehadiran kami bersama pimpinan dan anggota Komisi V DPR RI bertujuan memastikan infrastruktur transportasi udara di Ketapang mampu menjawab kebutuhan konektivitas wilayah serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” tutup Lukman.

Selanjutnya: Orangtua Catat, Ini Waktu yang Tepat untuk Mengenalkan Organ Intim pada Anak

Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×