kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.416.000   13.000   0,54%
  • USD/IDR 16.716   -9,00   -0,05%
  • IDX 8.701   43,74   0,51%
  • KOMPAS100 1.192   9,86   0,83%
  • LQ45 857   8,90   1,05%
  • ISSI 313   3,67   1,19%
  • IDX30 441   3,08   0,70%
  • IDXHIDIV20 510   2,90   0,57%
  • IDX80 134   1,32   1,00%
  • IDXV30 140   0,58   0,42%
  • IDXQ30 140   0,80   0,58%

Kemenkomdigi Catat 2.121 Desa Di Wilayah 3T Belum Ada Akses Internet


Rabu, 10 Desember 2025 / 16:00 WIB
Kemenkomdigi Catat 2.121 Desa Di Wilayah 3T Belum Ada Akses Internet
ILUSTRASI. Kemenkomdigi mencatat, pada kuartal II 2025 sebanyak 2.121 desa di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) belum teraliri internet.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – CIKARANG. Kementerian Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) mencatat, pada kuartal II 2025 sebanyak  2.121 desa di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) belum teraliri internet.

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkomdigi Fadhilah Mathar menyampaikan,

"Ada sekitar 2.121 desa yang masih blankspot di Indonesia, artinya 0% coverage selular 4G," tutur Fadhilah Kunjungan Kerja Media, Rabu (10/12/2025).

Ia menghitung, setiap desa setidaknya harus memiliki satu hingga lebih tower internet. Sehingga saat ini masih ada sekitar 3.000 titik lagi yang harus diselesaikan.

Fadhilah berkomitmen untuk menghadirkan internet merata hingga ke pelosok Indonesia. Meski demikian, jenis teknologinya akan disesuaikan setiap desa tergantung jumlah penduduknya.

Baca Juga: Begini Strategi Seraya Gears Tegaskan Posisi Roda Gigi Lokal di Kancah Industri Berat

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan satelit, tidak semua desa yang tercatat tersebut benar-benar berpenghuni atau memiliki permukiman. Kondisi itu, menurutnya, akan memengaruhi pemilihan teknologi yang tepat.

Jika dalam satu desa jumlah penduduknya sedikit dan terpusat di satu lokasi, maka tidak selalu diperlukan teknologi seluler, pemerintah bisa menggunakan opsi seperti super wifi karena masih mampu menjangkau penduduk di desa tersebut.

Sebagai informasi, proyek Satelit Multifungsi Pemerintah (SATRIA 1) di 30.017 titik layanan publik di seluruh Indonesia hingga 7 Desember 2025, termasuk sekolah, puskesmas, fasilitas pemerintahan, dan titik pertahanan-keamanan dengan kecepatan internet up to 10 Mbps/lokasi.

Selain itu, Infrastruktur pendukung proyek SATRIA 1 dilengkapi dengan 11 gateway yang tersebar di Batam, Pontianak, Banjarmasin, Cikarang, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Timika, Jayapura, dan Tarakan, yang berfungsi sebagai penghubung utama antara satelit dan jaringan internet nasional.

Selanjutnya: Jika Kesepakatan Tarif Resiprokal RI–AS Gagal Maka Neraca Dagang dan Ekonomi Tertekan

Menarik Dibaca: Apakah Yogurt Bagus untuk Diet Turun Berat Badan? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×