kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.416.000   13.000   0,54%
  • USD/IDR 16.716   -9,00   -0,05%
  • IDX 8.701   43,74   0,51%
  • KOMPAS100 1.192   9,86   0,83%
  • LQ45 857   8,90   1,05%
  • ISSI 313   3,67   1,19%
  • IDX30 441   3,08   0,70%
  • IDXHIDIV20 510   2,90   0,57%
  • IDX80 134   1,32   1,00%
  • IDXV30 140   0,58   0,42%
  • IDXQ30 140   0,80   0,58%

Kemenkomdigi Matangkan Kajian Kebutuhan Pengembangan Proyek Satelit SATRIA-2


Rabu, 10 Desember 2025 / 14:03 WIB
Kemenkomdigi Matangkan Kajian Kebutuhan Pengembangan Proyek Satelit SATRIA-2
ILUSTRASI. Pemerintah telah membangun proyek Satelit Multifungsi Pemerintah (SATRIA 1) di 30.017 titik layanan publik di seluruh Indonesia, termasuk sekolah, puskesmas, fasilitas pemerintahan, dan titik pertahanan-keamanan dengan kecepatan internet up to 10 Mbps/lokasi. Selain itu, Infrastruktur pendukung proyek SATRIA 1 dilengkapi dengan 11 gateway yang tersebar di Batam, Pontianak, Banjarmasin, Cikarang, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Timika, Jayapura, dan Tarakan


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – KARAWANG. Kementerian Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) tengah menyiapkan proyek Satelit Republik Indonesia 2 atau Satelit SATRIA-2.

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkomdigi Fadhilah Mathar menyampaikan, proyek SATRIA-2 telah masuk ke Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Untuk SATRIA-2 sebenarnya itu hanya penamaan. Tetapi penamaan ini intinya kami masih memerlukan kapasitas satelit,” tutur Fadhilah dalam Kunjungan Kerja Media, Rabu (10/12/2025).

Baca Juga: Tarif Penerbangan Kualanamu–Rembele Dikeluhkan, Ini Penjelasan Kemenhub

Fadhilah menjelaskan Indonesia tetap membutuhkan tambahan kapasitas satelit untuk mendukung perluasan layanan telekomunikasi nasional. Namun, ia menekankan teknologi yang digunakan pada SATRIA-2 belum tentu sama dengan SATRIA-1, karena perkembangan teknologi satelit berlangsung cepat.

Menurut dia, tahap yang paling krusial saat ini adalah melakukan demand analysis atau analisis kebutuhan secara komprehensif. Analisis ini harus benar-benar akurat dan valid agar rencana kapasitas satelit sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.

“Baru kemudian kami akan melangkah untuk kelanjutan-kelanjutan terkait misalnya apakah ini nanti menggunakan skema KPBU atau pembiayaan lainnya,” ungkapnya.

Sebagai gambaran, target pengadaan satelit pemerintah itu membutuhkan anggaran mencapai US$ 680 juta atau setara dengan Rp 13,3 triliun.

Jika dibandingkan dengan biaya proyek Satelit Satria 1 yang menelan biaya US$ 540 juta atau Rp 8,3 triliun, tentu Satelit Satria 2 memang lebih banyak memakan biaya.

Baca Juga: Produk Pangan UMKM Raup Potensi Transaksi Rp 91,40 Miliar di Arab Saudi

Namun perbedaannya dengan Satelit SATRIA 1 yang kapasitasnya 150GB, kapasitas Satelit SATRIA 2 mencapai 300 GB.

Selanjutnya: Mau Investasi Reksadana? Pahami Cara Memilih yang Benar Sesuai Profil Risiko Anda

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Noodle Fair 1-15 Desember 2025, Beli 2 Gratis 1 Nong Shim Ramyun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×