kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin dorong produktivitas dan daya saing industri elektronik


Senin, 14 Juni 2021 / 15:13 WIB
Kemenperin dorong produktivitas dan daya saing industri elektronik
ILUSTRASI. Menperin Agus GK


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

“Kami mengapresiasi kinerja perusahaan yang sangat gigih melakukan proses produksi di tengah masa pandemi ini. Seperti kita ketahui, akibat adanya pandemi ini, banyak kebijakan seperti pembatasan sosial ataupun lockdown di luar negeri yang tentu mempengaruhi permintaan perusahaan,” ungkap Agus.

Sementara itu, Satnusa juga sudah terus berupaya mengembangkan industrinya dengan memproduksi Smartphone 5G, melengkapi lini 4G yang sudah diproduksi sebelumnya. Produk smartphone perusahaan dipasarkan baik di dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor. Saat ini, kapasitas produksi smartphone Satnusa  sudah mencapai 3 juta unit per bulan.

Pemerintah mengapresiasi inisiatif Satnusa yang mulai menargetkan potensi pasar yang muncul seiring dengan berkembangnya teknologi 5G. “Ke depannya, kami akan mendorong perusahaan agar dapat memproduksi produk-produk yang termasuk dalam ekosistem 5G agar Indonesia dapat memperoleh manfaat yang signifikan dalam peralihan ke teknologi 5G,” papar Agus.

Untuk mendukung proses produksi produk high-tech, Satnusa telah menanamkan investasi sekitar Rp 1,1 triliun untuk membuat 20 lini Surface Mount Technology (SMT). Satnusa telah mampu membuat Printed Circuit Board (PCB) 16 layer dan PCB fleksibel 4 layer.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier menyampaikan pentingnya penguasaan teknologi SMT untuk pendalaman industri ke hulu.

“Melihat kemampuan produksi Satnusa yang sudah menggunakan lini SMT secara massif, kami menilai bahwa perusahaan dapat didorong untuk memperdalam kapabilitasnya hingga ke komponen semikonduktor,” imbuh dia.

Apalagi, kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan terputusnya rantai suplai global untuk chip, akan menjadi kesempatan bagi industri dalam negeri untuk mulai masuk ke produk hulu. Upaya ini akan didorong oleh pemerintah melalui peningkatan kebijakan TKDN sehingga pendalaman struktur industri dapat tercapai.

Selanjutnya: Saat pandemi, pengguna layanan digital banking kian bertambah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×