kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin: Impor TPT China melambat, bisa jadi peluang tekstil dalam negeri bangkit


Selasa, 11 Februari 2020 / 15:26 WIB
Kemenperin: Impor TPT China melambat, bisa jadi peluang tekstil dalam negeri bangkit
ILUSTRASI. Industri tekstil dalam negeri dapat memanfaatkan kesempatan saat industri China terpukul virus corona


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di China akibat wabah virus corona (2019-nCoV) diakui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dapat mengurangi impor baju ke dalam negeri. 

Alhasil, Kemenperin melihat keadaan ini sebagai peluang industri tekstil domestik untuk bangkit dan gencar menggarap pasar lokal. 

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin Muhammad Khayam menjelaskan, berkurangnya impor tekstil ke dalam negeri bisa jadi momen untuk pemain industri tekstil domestik memperluas pangsa pasarnya. 

Baca Juga: Virus corona belum ganggu kegiatan produksi pelaku TPT dalam negeri

Menurut dia, potensi itu selalu ada sehingga upaya peningkatan ekspor terutama substitusi barang TPT yang tadinya diisi oleh produk China diupayakan bisa diisi oleh pelaku bisnis TPT Indonesia. 

"Adapun beberapa hal yang harus dilaksanakan untuk menangkap peluangnya dengan memperbaiki iklim usahanya, memperluas pangsa pasar ekspor yang selama ini dipasok dari China," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (10/2). 

Meski demikian, bukan berarti peluang rebound ini tanpa hambatan. Khayam menjelaskan efek lain dari outbreak virus corona adalah keterlambatan suplai bahan baku kain karena kapal kargo harus masuk zona karantina.

"Terputusnya bahan baku untuk produksi sehingga harus dicarikan bahan baku dari negara lain dengan tarif yang kompetitif," jelasnya.

Khayam menyatakan, potensi keterlambatan pasokan bahan baku kain yang sudah terlanjur nominated buyer dari China akan berdampak pada terhambat nya ekspor garmen dan Alas Kaki (Khususnya kain yang tidak diproduksi di DN). 

Solusi yang bisa dilakukan oleh pemain industri tekstil adalah mencari negara lain untuk memasok bahan baku. Meski demikian, ada beban yang harus ditanggung yakni harga lebih tinggi karena belum Free Trade Agreement (FTA). Adapun potensi penguatan struktur industri dalam negeri dengan menggunakan bahan baku  dari industri lokal juga membutuhkan waktu. 

Baca Juga: Virus corona bisa dorong permintaan industri tekstil dan produk tekstil dalam negeri

Meski begitu, Khayam mengungkapkan sejauh ini belum ada laporan dari pelaku industri tekstil ke Kemenperin yang kesulitan menghadapi tersendatnya bahan baku dari Tiongkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×