kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenperin terus maniskan kinerja industri gula


Jumat, 23 Oktober 2020 / 10:10 WIB
Kemenperin terus maniskan kinerja industri gula
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik gula terintegrasi kebun tebu di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/10).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus berupaya merevitalisasi industri gula di tanah air agar lebih produktif dan berdaya saing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan domestik, pabrik gula di dalam negeri saat ini didorong supaya bisa memanfaatkan teknologi modern.

“Kami juga fokus mengakselerasi pembangunan pabrik-pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu, sehingga mereka dapat beroperasi penuh," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seusai mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara peresmian pabrik gula PT Prima Alam Gemilang (PAG) di Bombana, Sulawesi Tenggara, dalam keterangan resminya Kamis (22/10) kemarin.

Menperin menegaskan, pihaknya mendukung tumbuhnya pabrik gula baru guna memenuhi kebutuhan pasar domestik yang semakin meningkat, baik itu untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.

Baca Juga: Diresmikan presiden, pabrik gula di Bombana siap menyerap 15.000 tenaga kerja

"Seperti yang disampaikan Bapak Presiden dalam sambutannya, saat ini kebutuhan komoditas gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri," ungkapnya.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan strategis yang dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif di tanah air. Guna mencapai sasaran tersebut, perlu adanya fasilitas memperoleh bahan baku dalam rangka pembangunan pabrik gula baru maupun perluasan.

“Tujuannya adalah untuk menarik minat investasi, meringankan beban biaya investasi yang besar dan membantu efisiensi operasional pabrik, ujar Agus.

Dalam hal ini, pihaknya telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 10 Tahun 2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT PAG Bombana yang telah berinvestasi membangun pabrik gula terintegrasi dengan kebun tebu, serta memanfaatkan otomatisasi pada proses produksinya. Sehingga, diyakini perusahaan bakal meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien.

Pengerjaan konstruksi pabrik gula yang diresmikan Presiden ini dimulai pada awal 2017 silam dan mulai berproduksi pada Agustus tahun 2020. Kapasitas pengolahan tebu pabrik ini sebanyak 8.000 ton cane per day (TCD), yang mampu ditingkatkan hingga 12.000 TCD. Dengan kapasitas tersebut, pabrik mampu memproduksi gula kristal putih sebanyak 800 hingga 1.200 ton per hari.

PT PAG Bombana akan menjadi pabrik gula dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri. Perusahaan ini juga didukung dengan sumber bahan baku area tebu inti plasma sebesar 22.797 hektare.

"Yang patut dibanggakan juga dari investasi ini adalah mereka mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasionalnya, kebun dan pabrik ini dapat membuka lapangan kerja hingga 15.000 orang," ungkap Menperin.

Baca Juga: Resmikan Jembatan Teluk Kendari, Jokowi optimistis bisa pancing investasi baru

Presiden Jokowi juga menegaskan, yang perlu digarisbawahi dari pembangunan sektor industri adalah penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat. Langkah ini dinilai akan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

“Di kala situasi ekonomi seperti ini, semua pengusaha pasti wait and see. Namun perusahaan ini berpikir untuk berinvestasi dan membuka usaha baru. Keputusan ini patut kita hargai,” ujarnya.

Di samping itu, pendirian pabrik gula PT PAG Bombana didorong untuk mengurangi impor. “Artinya, bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," imbuhnya.

Direksi PT PAG Bombana Arif Efendi sebelumnya menyampaikan, pabriknya sudah menggunakan teknologi canggih yang didukung otomatisasi.

"Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Dengan demikian, kami mampu menghasilkan produk dengan incumsa di bawah 100 UI dan total Losis di bawah 1.8 pol gula," ungkapnya.

PT PAG Bombana bertekad untuk turut berpartisipasi dalam upaya pemerintah mewujudkan swasembada gula dan ketahanan pangan.

Baca Juga: Holding BUMN Kebun Genjot Produksi Kelapa Sawit dan Gula

"Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, kami berkomitmen memenuhi kuota gula Indonesia bagian timur dengan harga di bawah HET. Sehingga masyarakat mampu menikmati harga gula yang wajar," tutur Arif.

Timothy Savitri selaku perwakilan dari pemilik perusahaan menambahkan, keberadaan perusahaan juga telah mampu mengangkat harkat dan kesejahteraan warga.

"Selain itu menciptakan lapangan kerja di tengah ancaman resesi ekonomi dan PHK akibat dari dampak pandemi Covid-19. Kami ingin terus memberikan sumbangsih bagi ekonomi Indonesia dan mampu mempekerjakan warga lokal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×