kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin usulkan aturan khusus pemberian kredit kepada industri kreatif ke BI


Senin, 04 Juli 2011 / 21:36 WIB
Kemenperin usulkan aturan khusus pemberian kredit kepada industri kreatif ke BI
Yoo Ah In hadapi tantangan akting di film Korea terbaru setelah film Alive.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Perindustrian mengusulkan agar ada aturan khusus dari Bank Indonesia (BI) untuk mempermudah pemberian kredit bagi industri kreatif. Jika tidak maka banyak pelaku industri kreatif lari ke luar negeri.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, selama ini industri kreatif kesulitan untuk mendapatkan pinjaman bank karena adanya persyaratan jaminan fisik. "Mereka tidak punya aset kecuali otaknya," kata Hidayat usai konferensi pers Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2011, Senin (4/7).

Sebuah industri kreatif yang memproduksi karya animasi di Jakarta pernah mengajukan pinjaman modal ke bank sebesar Rp 3 miliar. Karena permohonan tidak disetujui oleh bank, saat ini mereka telah membuka kantor di Singapura. Jumlah pekerja seni di bidang animasi yang berpindah ke luar negeri saat ini mencapai sekitar 170 orang.

Sebelumnya, Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengatakan industri kreatif Indonesia bisa menjadi andalan untuk bersaing dalam masyarakat ekonomi Asean tahun 2015. Sayangnya, industri kecil dan menengah kerap kesulitan modal dalam melakukan produksinya.

Sementara itu, untuk mempromosikan produk kreatif di Indonesia, pemerintah melalui 12 kementerian menggelar Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2011 pada 6-10 Juli di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.

Menko Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono mengatakan pameran produk industri kreatif itu ditargetkan dapat menjaring transaksi hingga mencapai Rp 50 miliar. "Tahun lalu total transaksi mencapai Rp 40 miliar," kata Agung.

Produk yang dipamerkan berasal dari 14 industri kreatif yaitu periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, desain, video film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan.

Agung mengatakan perhelatan yang menelan dana Rp 9 miliar itu akan menghubungkan pelaku dunia kreatif dengan peminatnya baik dari Indonesia atau negara-negara di kawasan regional Asean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×