kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan pastikan distribusi pangan lancar di tengah pandemi virus corona


Sabtu, 28 Maret 2020 / 13:11 WIB
Kementan pastikan distribusi pangan lancar di tengah pandemi virus corona
ILUSTRASI. Aktivitas perdagangan di Pasar Senen Jakarta, Selasa (24/4). Kementerian Perdagangan memastikan akan melakukan stabilisasi harga dan stok atau pasokan barang kebutuhan pokok menjelang puasa Ramadan dan lebaran 2018. KONTAN/Fransiskus Simbolon/24/04/2018


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) akan memastikan distribusi pangan nasional dapat berjalan lancar di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Terlebih, wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) kini menjadi zona merah dalam penyebaran virus corona. Meski begitu, kebutuhan pangan bagi masyarakat harus tetap terpenuhi.

"Meskipun red zone, kan masyarakat tetap butuh pangan. Petani kita tetap berproduksi dan melakukan distribusi secara lancar," ujar Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Risfaheri di dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/3).

Baca Juga: Ada pembebasan impor, Sentra Food (FOOD) berharap harga bawang bombai segera turun

Risfaheri mengatakan, Kementan selalu memastikan agar stok dan produksi ada di sektor hulu. Sementara, kelancaran distribusi berada pada tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Namun karena ini menyangkut hajat hidup masyarakat, Kementan tentunya berupaya agar pangan tersebut sampai ke masyarakat sehingga bisa tercukupi," paparnya.

Salah satu upaya yang dilakukan Kementan, adalah berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya di DKI Jakarta, Gapoktan, dan pelaku usaha lainnya untuk memastikan kebutuhan pangan bisa terpenuhi dengan lancar.

Untuk memastikan pasokan pangan tetap tersedia, Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Jakarta maupun Bogor akan tetap buka untuk menyediakan bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Menurut Risfaheri, TTI memiliki efek psikologis yang kuat dan kehadiran TTI dapat menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok yang berkualitas dan terjangkau.

Baca Juga: Produksi Habis Lebaran, Gula Kian Langka di Pasar

Ketersediaan dan distribusi yang lancar ke TTIC juga diakui Manajer Toko Tani Indonesia Center, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi Nashwari.

"Tidak ada yang stop pasok pangan dari petani untuk ke Jakarta, khususnya ke TTIC. Jadi tidak perlu khawatir, karena TTIC dan TTI akan tetap buka untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," kata Inti.

Inti menjelaskan, setiap harinya TTIC maupun TTI selalu buka melayani masyarakat. Untuk TTIC Pasar Minggu misalnya, pasokan daging yang masuk selalu di atas 2 ton untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Belum lagi telur yang mencapai 500-700 kg dan beras mencapai 5 ton yang selalu direstock setiap 2-3 hari dari petani di Jawa Barat.

Baca Juga: Perangi Covid-19, Jokowi instruksikan agar pasokan bahan pokok tetap terjaga

"Sayuran aman, karena dipasok setiap hari dan segar. Untuk kelangkaan gula, per hari Kamis (26/3) akan dipasok sebanyak 10 ton," papar Inti.

Kestabilan harga di pasar juga menjadi fokus bersama dari Kementan dan Kemendag hingga saat ini. Bahkan, apabila diperlukan, akan dilakukan operasi pasar.

"Kita lihat perkembangan harga yang terjadi. Bila diperlukan tentu dilakukan upaya stabilisasi harga, tetapi cara atau bentuknya nanti harus disesuaikan dengan SOP Social Distancing," kata Inti.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menggelar operasi pasar di sepuluh pasar di Jakarta. Operasi pasar dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan stabilisasi harga di tengah penyebaran virus Corona.

Baca Juga: Pasokan gula menipis, produksi dalam negeri masih kurang, impor akan dibuka

Adapun komoditas yang didistribusikan dalam operasi pasar tersebut adalah gula pasir, telur, dan beras. Operasi pasar tersebut diadakan dengan menggandeng PD Pasar Jaya dan asosiasi dan Gabungan Kelompok Tani binaan.

Salah satu asosiasi yang terlibat adalah Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat Jawa Barat yang memasok 15 ton beras dengan harga jual Rp 8.500 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×