Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT PLN (persero) terus mendukung hadirnya energi terbarukan (renewable energy) lewat penerapan co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang tersebar di Tanah Air.
Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Iwan Agung Firstantara menjelaskan, co-firing merupakan pembakaran pada PLTU yang biasanya menggunakan batubara, disubsitusi dengan satu atau lebih biomassa dengan rasio tertentu.
“Kita mempunyai 52 PLTU di seluruh Indonesia, sudah 46 PLTU kita lakukan uji co-firing ini, ternyata secara technically tidak ada masalah. Batubara diganti sebagian dengan sekam padi, batubara diganti dengan serbuk gergaji, batang singkong,” ujarnya dalam Lestari Summit 2024 di Jakarta, Rabu (21/8).
Baca Juga: Luhut: Indonesia Tarik Investasi Singapura untuk Pengembangan EBT
Iwan menyebut, penerapan co-firing pada 46 PLTU tersebut saat ini telah mengarah untuk komersial. Menurutnya, dengan teknologi ini, Indonesia bakal mendapatkan listrik hijau namun dengan tidak pengeluaran yang besar.
“Ini kita kembangkan sesuai raodmap kami, nantinya akan mencapai secara sustainabillity-nya di 10,2 juta ton biomassa per tahun,” ungkap dia.
Iwan menuturkan, setiap tahunnya kegiatan co-firing ini terus ditingkatkan. Pada tahun 2023, PLN mampu mensubsitusi batubara dengan renewable energy sebanyak 1 juta ton per tahun.
“Ini secara gradually sudah meningkat dua kali lipat tahun ini kita punya target lebih dari 2 juta ton untuk pembakaran biomassa,” tuturnya.
Lebih lanjut, Iwan mengasumsikan, dengan mensubsitusi batubara ke biomassa bakal menciptakan energi hijau yang cukup besar. Artinya, ini sangat baik untuk mendukung keberlanjutan energi di Indonesia.
“Potensi mengubah batubara dengan renewable energy terbuka lebar, kalau 10% dari 18.800 itu berarti 1.800 mega watt itu sangat besar untuk membuat renewable energy power plan,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News