Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pelarangan ekspor bijih nikel pada 1 Januari 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mengupayakan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengungkapkan, ada lima proyek smelter yang diharapkan rampung pada tahun 2020.
Baca Juga: Kementerian ESDM siap jemput bola kebut proyek smelter
"Pada tahun ini ada empat, dua proyek nikel, 1 proyek timbal dan 1 proyek mangan tahun ini serta satu lagi nikel rencana selesai satu line pada tahun 2020," jelas Yunus ketika ditemui di kantornya, Kamis (23/1)
Adapun, kelima proyek tersebut antara lain; Pertama, smelter nikel PT Antam Tbk di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan kapasitas input 1,21 juta ton dan kapasitas produksi 64,65 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.
Kedua, proyek smelter oleh PT. Arthabumi Sentra Industri di Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas input 720 ribu ton dan kapasitas produksi Nikel Pig Iron (NPI) sebesar 72,96 ribu ton per tahun.
Ketiga, PT Kapuas Prima Coal di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dengan kapasitas input 36 ribu ton dan produksi sebesar 22,92 ribu ton per tahun.
Baca Juga: Timah (TINS) bangun smelter baru berteknologi ausmelt
Keempat, proyek oleh PT Putra Indonesia Jaya di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas input 103,16 ribu ton. Proyek mangan ini berkapasitas produksi 40,37 ribu ton per tahun.
Terakhir, proyek smelter nikel PT Elit Kharisma Utama di CIkande, Banten dengan kapasitas total dari 2 line sebanyak 1,2 juta ton dan total kapasitas produksi dari 2 line sebanyak 97,45 ribu ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News