kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM uji coba distribusi B30 di 8 titik, pasokan FAME ditambah 72.000 KL


Senin, 18 November 2019 / 18:17 WIB
Kementerian ESDM uji coba distribusi B30 di 8 titik, pasokan FAME ditambah 72.000 KL


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Setelah melakukan uji coba penggunaan B30 (campuran 30% biodiesel pada minyak solar) pada kendaraan bermesin diesel, pemerintah akan segera melakukan uji coba pendistribusian bahan bakar B30 untuk melihat kualitas bahan baku dan kesiapan jalur pendistribusian.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, uji coba pendistribusian B30 akan dilakukan bertahap. Untuk memastikan uji coba ini berjalan lancar, Kementerian ESDM pun telah menyiapkan alokasi tambahan unsur minyak nabati atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME), sehingga badan usaha pencampur bisa melakukan persiapan dan penyediaan B30.

Baca Juga: Laju Kenaikan Harga CPO Terhenti, Begini Proyeksinya untuk Pekan Depan

"Sudah (disiapkan alokasi tambahan), ini kita mau mulai," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Senin (18/11)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, uji coba distribusi tersebut akan dilakukan pada medium penyaluran pipa, truk dan juga kapal. Uji distribusi ini akan dilakukan pada akhir November dan uji coba secara intensif akan dikerjakan pada bulan Desember mendatang.

"Pokoknya kita mau secepatnya, truk di November, kapal di Desember. Paling banyak di Desember," ujarnya.

Feby menyebut, dalam uji distribusi ini, pihaknya juga akan menguji kadar kenaikan air agar bisa bertahan pada kadar yang ideal sesuai dengan spesifikasi biodiesel. "Kita concern juga pada kenaikan air, dengan truk berapa, pipa dan kapal berapa. Kalau pengalaman selama ini pakai kapal kadar airnya terlalu tinggi saat pengiriman dan pembongkarang," jelas Feby.

Sebelumnya, Kontan.co.id memberitakan bahwa Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi meminta agar pihak produsen dan distribusi B30 memperhatikan standar kualitas yang sesuai dengan kendaraan di Indonesia.

Baca Juga: Pertamina siap genjot BBN ramah lingkungan

Gaikindo meminta supaya produsen biodisel seperti Pertamina lebih memperhatikan lagi standar kadar air untuk bahan bakar tersebut. Yohanes bilang, kadar air untuk B30 idealnya maksimal di level 200 mg/kg.

Kadar air yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif bagi performa mesin kendaraan, khususnya mobil kecil bertenaga diesel. Masalah yang timbul dari tingginya kadar air antara lain kemunculan guratan-guratan pada injection sampai korosi pada mesin kendaraan.

Yohanes melanjutkan, perubahan standar kadar air pada bahan bakar B30 juga dapat memaksa produsen untuk merombak mesin kendaraannya. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya biaya produksi yang diemban tiap produsen.

Tambah Alokasi

Dalam uji distribusi ini, Kementerian ESDM pun telah menerbitkan payung hukum berupa Keputusan Menteri ESDM Nomor 227 K/10/MEM/2019 Tentang Pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30% (B30) ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode 2019. Beleid ini telah diteken Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 15 November 2019.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, uji distribusi ini diperlukan untuk persiapan mandatori B30 yang akan diterapkan pada awal tahun 2020. "Dengan adanya trial ini mudah-mudahan nanti kita bisa melihat bagaimana agar implementasinya berjalan lancar di tahun 2020 nanti," kata Agung.

Agung bilang, pendistribusian B30 ini juga akan mendorong tambahan penghematan devisa negara dari berkurangnya impor solar sekitar 10%, sebagai tambahan dari program B20 yang sudah berlangsung. "Kita juga berharap dapat segera menakar angka subsidi solar yang akan berkurang dengan digunakannya B30 ke depannya. Dengan dilakukannya uji coba ini akan berkurang sekitar 10%," sambung Agung.

Percobaan pendistribusian B30 sebagai bahan bakar akan mulai dilaksanakan di delapan wilayah distribusi yaitu, Terminal BBM (TBBM) Rewulu, TBBM Medan, TBBM Balikpapan, TBBM Plumpang, TBBM Kasim, TBBM Plaju, TBBM Panjang dan TBBM Boyolali Jawa tengah.

Baca Juga: Aprobi prediksi penyerapan B20 hingga 4 juta ton tahun ini

Dengan dimulainya percobaan pendistribusian B30 ini, Pemerintah memperkirakan akan terdapat penambahan bahan bakar nabati yang terserap sekitar 72.000 kiloliter biodiesel hingga akhir uji coba. Adapun untuk mandatori B20 dialokasikan sekitar 6,6 juta KL biodiesel hingga akhir tahun 2019.

Sebagai informasi, hingga September 2019, serapan biodiesel dalam program mandatori B20 sudah mencapai 4,49 juta KL atau sekitar 68% dari alokasi pada tahun ini yang sebesar 6,6 juta KL.

Sementara alokasi biodiesel untuk tahun depan dipatok di angka 9,59 juta KL. Alokasi tersebut juga untuk menopang program mandatori B30 yang dimulai pada 1 Januari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×