Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah bisa memberikan efek terhadap industri baja nasional. Pasalnya dengan penguatan nilai tukar dollar AS membuat harga baja impor akan mengalami peningkatan ketimbang baja domestik.
Harjanto, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menyampaikan bahwa saat ini industri sudah bisa menggunakan produk baja dalam negeri. Saat ini banyak produsen mulai dari otomotif, elektronik hingga alat berap masih mengandalkan impor untuk bahan baku.
“Ini kan ada general review, produk-produk yang sudah ada di dalam negeri kami akan keluarkan dari User Spesicif Duty Free Secheme (USDFS) sehingga nanti list dari produk yang tadinya diperlukan industri otomotif, alat berat dan elektronika bisa dikeluarkan pelan-pelan seusai dengan peningkatan kapasitas,” ujarnya di Cilegon, Selasa (7/8).
Selain itu, dengan kualitas baja nasional dan peningkatan kapasitas yang ada dirinya berharap industri bisa menyerap produksi domestik. Apalagi dengan peningkatan dolar AS yang akan menyulitkan produsen karena harga yang lebih mahal dan harus melakukam hedginguntuk menjaga nilai kurs.
“Kami akan mendorong, misalnya program khusus PPNBM itu kayak LGCC itu kan memang (konten lokal) sudah 80% ke atas, saya yakin semua pabrikan juga berpikir masalah delivery time jadi mereka mempertimbangkan untuk pakai produk dalam negeri,” lanjutnya.
Menurutnya saat ini secara garis beras kebutuhan baja dikategorikan untuk dua penggunaan yakni untuk konstruksi dan engineering. Untuk baja engineering biasanya untuk sektor tertentu diberikan mekanisme impor khusus dengan USDFS salah satunya industri otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News