kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan beri iming-iming teknologi pertanian


Kamis, 11 Agustus 2016 / 17:35 WIB
Kemtan beri iming-iming teknologi pertanian


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) terus berupaya meningkatkan jumlah petani saat ini. Salah satu program yang tengah dilakukan adalah mendorong generasi muda terjun ke pertanian dengan iming-iming mendapatkan alat sistem pertanian (Alsintan) seperti traktor dan sejenisnya. Kemtan optimistis dengan masuknya alsintan ke pertanian, maka anak muda zaman sekarang tertarik menjadi petani.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kemtan Suwandi mengatakan, Kemtan terus berupaya setiap mencetak sawah baru, mereka memastiak sudah ada petani yang menggarapnya. Agar petani tertarik, Kemtan menyiapkan benih dan peralatan lainnya sejak dari awal. Karena itu, saat ini sudah berkembang mekanisasi pertanian sehingga alsintan sudah bisa digunakan di lapangan dan pengerjaan pertanian lebih efisien, khususnya dalam hal tenaga kerja.

"Dengan mekanisasi, semuanya bisa dikerjakan dengan praktis dan cepat, modernisasi ini pasti menarik minat anak generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian," ujar Suwandi kepada KONTAN, Kamis (11/8).

Ia menjelaskan, Kemtan terus mengawal proses tranformasi pertanian ini agar generasi muda mulai tertarik masuk ke pertanian. Kemtan memastikan agar ada peningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) petani sehingga bisa menjadi petani modern dan berbasis teknologi sesuai perkembangan zaman.

Suwandi menambahkan, sejauh ini, rasio petani terhadap lahan sawah rata-rata dikuasi 0,89 hektare (ha) perum rumah tangga berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013. Angka ini naik 0,41 ha dibandingkan tahun 2003.

Catatan saja, saat ini, banyak generasi mudah Indonesia tidak tertarik menjadi petani karena melihat kehidupan petani tidak menjanjikan dan lebih indentik dengan kemiskinan. Karena itu, rata-rata usia petani saat ini sudah di atas 35 tahun dan sebagian besar sudah uzur. Sementara generasi mudah di bawah 35 tahun hanya sedikit yang terpaksa jadi petani karena keadaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×