kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Kemtan-BISI kerjasama produksi padi benih hibrida


Rabu, 01 Juli 2015 / 15:38 WIB
Kemtan-BISI kerjasama produksi padi benih hibrida


Reporter: Yulianna Fauzi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pertanian menggandeng PT BISI Internasional Tbk dalam kerja sama penggandaan dan pemasaran benih varietas padi hibrida. Presiden Direktur PT BISI Internasional Tbk Jemmy Eka Putra menargetkan penggandaan benih ini dapat mencapai angka 10 ribu ton dan akan dipasarkan ke seluruh wilayah pertanian di Indonesia.

"Kami merespons tawaran kerja sama yang baik dari Badan Litbang ini, dimana kapasitas produksi benih padi BISI dapat mencapai 20 ribu ton per tahun. Sedangkan untuk penggandaan dengan Litbang ini kami targetkan bisa 10 ribu ton," ungkap Jemmy usai Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Litbang Kementan dengan PT BISI Internasional Tbk, Rabu (1/7).

Kepala Badan Litbang Muhammad Syakir mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian guna mewujudkan target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Selain itu, dirinya juga menjamin kerja sama ini dapat meningkatkan penghasilan petani.

Muhammad Syakir menjelaskan kerja sama ini diawali dengan pemasaran hasil produksi benih yang dimiliki Badan Litbang. Hal ini karena selama ini pemasaran merupakan kendala yang sulit diatasi oleh Badan Litbang. Oleh karena itu, Badan Litbang menggandeng swasta yang memiliki catatan pemasaran yang baik, yakni PT BISI Internasional.

Meski demikian, target waktu dan cakupan daerah distribusi benih belum dapat dipaparkan Badan Litbang. Selanjutnya, kerja sama akan terfokus pada penggandaan benih padi dan penelitian benih tanaman pangan dan holtikultura, seperti bawang merah, cabai, jagung, kedelai, dan tebu. Kerja sama ini juga akan mengevaluasi penggunaan pupuk kimia sekaligus mengadakan produksi pupuk hayati.

"Sekarang target kami masih padi, nanti disusul dengan bawang merah, cabai hingga tebu. Baru setelah itu, produksi pupuk hayati juga akan dilakukan," papar Muhammad Syakir.

Badan Litbang menyatakan ke depannya akan menggandeng swasta lainnya yang memiliki track record baik guna mengejar peningkatan produksi pangan. Namun, dengan catatan, kerja sama ini tidak berujung lisensi untuk perusahaan swasta dan komersil. Karena pemasaran benih ke depannya akan mengikuti harga pasar dan harga yang ditetapkan pemerintah sehingga tidak akan ada permainan harga benih hasil kerja sama ini.

Dengan kerja sama ini, badan penelitian yang memiliki 123 profesor ini mengharapkan dapat mencapai target swasembada pangan dengan pemanfaatan teknologi benih ini. Ke depannya, Badan Litbang juga berencana melakukan sertifikasi benih. Menurut Syakir saat ini baru 40% benih yang bersertifikat di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×