Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Presiden Peternak Layer (ayam petelur) Nasional Ki Musbar Mesdi pun mengungkap kegundahannya. Kemarau panjang menurutnya memberikan efek domino kepada para peternak karena menurunnya jumlah panen berdampak pada tingginya harga jagung di pasaran.
"Terjadi penurunan suplai sekitar 20% dari produksi nasional," ujar Musbar.
Ia mempertanyakan tingginya target produksi jagung dari Kemtan. Karena pada kenyataannya, musim kemarau saat ini telah menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah.
Sementara target Kementan hanya didasarkan atas jumlah bibit yang ditebar dan luasan area tanam. "Tapi tidak semua wilayah ada airnya," tandas Musbar.
Bahkan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah saat ini menurutnya sangat berpotensi menyebabkan terjadinya gagal panen. Oleh karena itu Musbar menekankan perlunya perbaikan tata kelola termasuk distribusi komoditas pangan secara nasional.
Pemerintah seharusnya menyiapkan mesin-mesin pascapanen, salah satunya mesin pengering, di daerah sentra produksi komoditas pangan. Dengan demikian, dapat di distribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. "Tapi sayangnya sistem distribusi belum baik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News