kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan siapkan petugas pengawas mutu pakan


Selasa, 03 Juli 2018 / 06:25 WIB
Kemtan siapkan petugas pengawas mutu pakan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian siap menugaskan Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) untuk melakukan pengambilan sampel sekaligus mengecek kemasan dan label yang memuat Nomor Pendaftaran Pakan (NPP).

Direktur Pakan Ditjen PKH Sri Widayati mengatakan, hal ini untuk menindaklanjuti keluhan peternak yang mengatakan bahwa harga pakan ternak saat ini tergolong mahal dan kualitas di dalam pakan tersebut berkurang.

Menurut Sri, mekanisme pengambilan sampel akan mengacu kepada Permentan No 22 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan. Selanjutnya pengawas tersebut akan melakukan penelusuan dan pengumpuln asal pakan berdasarkan laporan peternak yang mengeluhkan kualitas dan harga pakan tersebut.

“Informasi hasil penelusuran, utamanya pakan yang diduga nutrisinya di bawah standar akan diambil sampelnya untuk diuji di laboratorium pakan pemerintah yang terakreditasi,” Sri seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (2/7).

Pencantuman NPP dan label menjadi jaminan dan komitmen perusahaan atas mutu dan keamanan pakan yang diproduksi, sebab untuk memperoleh NPP dipersyaratkan lolos uji mutu dan keamanan pakan di laboratorium milik pemerintah atau pemerintah daerah yang telah terakreditasi.

“Pengambilan sampel selain di produsen pakan, juga dilakukan di peternak, sehingga kita dapat memastikan di titik mana terjadinya penurunan kualitas pakan,” ungkap Sri Widayati.

Sementara itu, kenaikan harga pakan yang terjasi saat ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar dan kenaikan harga beberapa bahan pakan impor seperti bungkil kedelai dan tepung tulang atau daging.

Sei menyebutkan harga rata-rata bungkil kedelai tahun 2017 sebesar 390 USD/MT dan rata-rata harga tahun 2018, dari Januari sampai dengan Mei, sebesar 422 USD/MT atau naik sebesar 8,20%.

“Berdasarkan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) kenaikan harga pakan hanya sekitar 2-3%. Hal ini terjadi karena ketatnya persaingan antar produsen dan masih adanya stok bahan pakan di produsen. Dalam formulasi pakan, penggunaan bahan pakan lokal masih mendominasi sekitar 65 % dalam bentuk jagung, dedak, Crude Palm Oil (CPO) dan lain-lain. Sisanya sekitar 35%, seperti bungkil kedelai (yang porsinya 23%), tepung tulang/daging dan premiks, masih belum dapat diproduksi di Indonesia karena alasan efisiensi,” kata Sri.

Dia pun mengatakan, akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi antara unsur-unsur Pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha dan, Asosiasi Produsen Pakan, Asosiasi Peternak Unggas untuk menjamin terwujudnya sinergi antar stakeholder pakan untuk kesejahteraan peternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×