Reporter: Kiki Safitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki musim kemarau panjang, diprediksi gagal panen akan melanda sebagian kawasan di Indonesia. Berdasarkan data InaRisk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), risiko kekeringan di Indonesia mencapai 11,77 juta hektare tiap tahunnya. Kekeringan tersebut sangat mungkin menimpa 28 provinsi yang ada di Nusantara.
Terkait dengan hal tersebut Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengaku, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dalam beberapa tahun belakangan ini. Salah satunya adalah dengan membangun infrastuktur.
“Sekarang kan infrastruktur sudah diperbaiki seperti rehab irigasi, bangun lumbung, merawat mesin tanam, pipanisasi, long storage dan flat rate itu terkait dengan air, kemudian processing dan budidaya sudah menggunakan alat-alat mesin,” kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10).
Suwandi menegaskan bahwa tidak perlu khawatir akan musim kemarau yang selalu diidentikkan dengan gagal panen. Bahkan ia menyebut petani sudah paham lokasi mana saja yang bisa digunakan untuk menanam benih.
“Sudah disiapkan infrastruktur dalam empat tahun terakhir ini untuk pertanian menjadi mantap. Eenggak ada masalah karena ini sudah biasa. Makanya ada banyak upaya yang dilakukan. Tenang saja, pokoknya hari esok lebih baik dari kemarin,” terangnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Kontak Tani Nelayan Indonesia (KTNA), Winarno Tohir bahwa kondisi saat ini sudah berbeda dari sebelum-sebelumnya. Berbagai infrastruktur penunjang sudah dibangun pemerintah untuk menunjang proses tani di Indonesia.
“Sebetulnya dengan kondisi sekarang, saluran air sudah diperbaiki, bendungan juga sudah ditambah, jadi untuk daerah sentra sudah berjalan, malah pada kondisi kering ini leih bagus (produksinya),” kata Winarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News