Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya produsen kertas di luar negeri yang gulung tikar, ditambah lagi dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) telah berimbas pada naiknya harga produk ini.
Jimmy Juneanto, Dewan Penasehat Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) menyatakan kenaikan harga kertas sudah melampaui batas. Hal tersebut dikarenakan untuk kertas koran naik menjadi Rp 13.200 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 9.800 per kg. Sedangkan kertas HVS naik menjadi Rp 17.200/kg dari sebelumnya Rp 12.800 per kg.
Dengan kenaikan harga tersebut, Jimmy beranggapan produsen tidak memperhatikan kondisi dari masyarakat Indonesia. “Dollar memang naik, tetapi komponen bahan baku kertas sebetulnya tersedia di Indonesia, tapi mereka tidak peduli dan mengikuti kenaikan harga luar negeri,” ujarnya kepada kontan.co.id, Minggu (15/7).
Menurutnya produsen kertas melihat kertas sebagai komoditas Internasional, sehingga untuk harga mengikuti kenaikan dollar. Sedangkan komposisi kebutuhan kertas dalam negeri lebih besar dibandingkan dengan luar negeri. “Komposisinya dalam negeri 65% dan luar negeri 35%,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Jimmy berharap produsen kertas mengitung kembali mengenai harga melihat komposisi kebutuhan dalam negeri lebih dominan. Jimmy bilang, untuk dampaknya akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
“Kertas merupakan kepentingan bangsa untuk memajukan pendidikan dan perkembangan kebudayaan, tanpa cetakan tidak ada artinya. Jadi, jika semakin mahal masyarakat juga akan kesulitan membeli barang cetakan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News