Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk masih getol melakukan ekspansi pasar. Saat ini, emiten tembakau iris berkode saham ITIC ini tengah membidik sejumlah pasar baru, yakni Ambon dan kepulauan sekitarnya, Ternate dan Tobelo, serta Sumatera Selatan.
“Saat ini kami sedang persiapan menyiapkan tim promosi dan survey agen-agen distributor potensial di sana,” kata Direktur Utama ITIC Djonny Saksono kepada Kontan.co.id pada Minggu (7/6).
Pemilihan Ambon dan kepulauan sekitarnya, Ternate dan Tobelo, serta Sumatera Selatan sebagai sasaran pasar baru bukannya tanpa alasan.
Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis bukukan penjualan double digit di semester I
Menurut Djonny, wilayah-wilayah ini memiliki potensi pasar yang menjanjikan. Kesimpulan ini diperoleh berdasar temuan survey yang dilakukan oleh ITIC.
Dilihat dari segi ukuran pasar, wilayah-wilayah ini memiliki jumlah populasi penduduk yang tidak sedikit. Di sisi lain, penduduk di wilayah-wilayah ini juga cenderung lebih menyukai produk tembakau iris ketimbang produk jadi dalam bentuk rokok. Hal ini didorong oleh budaya melinting tembakau yang berkembang di masyarakat setempat.
Jika tidak ada aral melintang, produk-produk tembakau iris ITIC diperkirakan akan mulai memasuki pasar-pasar baru yang dibidik pada kuartal III 2020 mendatang. Diakui Djonny, ini terbilang molor dibanding rencana sebelumnya akibat adanya hambatan mobilisasi akibat pandemi corona (Covid-19).
Upaya penetrasi ke pasar baru akan didukung oleh sisa belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 15 miliar serta capex tambahan yang rencananya akan dianggarkan di paruh kedua tahun ini untuk membeli bahan baku berupa daun tembakau.
Baca Juga: Daya beli masyarakat lesu, penjualan Indonesian Tobacco (ITIC) naik double digit
Kontribusi dari ke sejumlah pasar baru ini diperkirakan baru akan mulai terasa pada kuartal I 2021 mendatang.
“Pasar rokok dan tembakau itu butuh kerja keras dan keuletan untuk bisa ditembus, karena konsumen rokok itu setia dan loyal dengan produk yang sudah biasa mereka konsumsi,” terang Djonny.
Mengintip laporan keuangan interim kuartal I 2020, kas dan bank akhir tahun tercatat sebesar Rp 6,57 miliar per 31 Maret 2020. Angka ini melesat 485,61% dibanding kas dan bank awal tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 1,12 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News