kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keren, kini Indonesia punya 1 decacorn dan 4 unicorn


Selasa, 31 Desember 2019 / 13:44 WIB
Keren, kini Indonesia punya 1 decacorn dan 4 unicorn


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia disebut-sebut sebagai negara dengan pertumbuhan perusahaan rintisan ( startup) yang cepat. Startupranking.com mencatat, setidaknya Indonesia memiliki 2.079 startup dan merupakan 5 terbesar di dunia.

Dari sekian banyak startup, hanya beberapa perusahaan yang menyandang gelar decacorn. Decacorn adalah startup yang telah memiliki valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 141 triliun.

Di Indonesia sendiri, perusahaan rintisan Go-jek yang mengandalkan sharing economy sebagai bisnis intinya adalah satu-satunya perusahaan asal RI yang telah menyandang status decacorn.

Baca Juga: Gojek Dikabarkan Mengincar Saham BIRD

Dikutip CB Insight, Selasa (31/12/2019), Gojek telah memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar dan mendapatkan suntikan dana dari Formation Group, Sequioa Capital India, dan Warburg Pincus. Injeksi lainnya yang menjadi kekuatan Gojek berasal dari Google, Tencent Holdings, JD.com, Temasek Holdings, Astra International, Meituan Dianping, dan Djarum Group.

Dengan dana besar di tangan, Gojek pun sudah melakukan ragam ekspansi yang tergolong gencar sejak tahun lalu. Seperti ekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan mengoptimalkan layanan pembayaran digital melalui fitur Go Pay.

Baca Juga: Diincar Gojek, Blue Bird: Kami terbuka dengan pihak manapun asal saling menguntungkan

Dalam pemberitaan Kompas.com, Jumat (5/4/2019), valuasi Gojek masih di bawah seterunya, yaitu perusahaan rintisan asal Singapura, Grab. Grab saat ini telah bervaluasi sebesar US$ 14,3 miliar. Adapun valuasi terbesar untuk perusahaan sejenis masih dipegang oleh Uber dengan valuasi mencapai US$ 72 miliar.

4 unicorn

Masifnya perkembangan perusahaan rintisan di dalam negeri membuat Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat itu memasang target. Dia menargetkan, RI punya 5 gelar unicorn pada 2019. Target itu terealisasi.

Hingga penghujung 2019, RI telah memiliki 5 startup yang menyandang gelar unicorn dari 400 unicorn di seluruh dunia per Desember 2019. Lebih kecil dari decacorn, unicorn adalah perusahaan digital yang memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Startup yang menyandang gelar unicorn di Indonesia adalah Gojek.

Seperti diketahui, perusahaan besutan Nadiem Makarim ini bahkan telah masuk kategori decacorn. Perusahaan yang bernaung di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini mendapat gelar unicorn setelah menerima kucuran dana sekitar US$ 550 juta (Rp 7,2 triliun) dari sejumlah investor pada Agustus 2016 lalu, seperti Formation Group, Sequoia Capital India, hingga Warburg Pincus.

Baca Juga: Transaksi Rp 13 triliun per bulan, E-commerce kontributor baru ekonomi Indonesia

Perusahaan yang awalnya fokus di bidang transportasi ini (GoRide dan GoCar) sekarang memiliki aneka layanan yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat, seperti GoFood, GoSend, GoMassage, dan lain sebagainya.

Tokopedia

Di bawah Gojek, e-commerce alias platform belanja online Tokopedia menempati urutan kedua. Tokopedia kini menyandang status unicorn usai mencatatkan valuasi sebesar US$ 7 miliar atau setara Rp 99 triliun.

Kompas.com mencatat, perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada tahun 2009 ini menyabet gelar Unicorn setelah mendapatkan pendanaan dari Alibaba Group sebesar US$ 1,1 miliar pada tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Modalku dan Tokopedia luncurkan fitur Tempo untuk memudahkan mitra berbelanja

Selain Alibaba, Tokopedia kerap mendapat suntikan modal dari Softbank Group dan Sequoia Capital.

Ovo

Selanjutnya ada dompet digital OVO yang melengkapi target unicorn RI. CB Insight mencatat, kini OVO telah memiliki valuasi sebesar US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 41 triliun. Angka itu sudah dicapai sejak 14 Maret 2018 lalu. "Saya sudah bicara dengan founder-nya, dan memang iya (sudah jadi unicorn). Makanya saya berani bicara setelah saya konfirmasi,” ujar Rudiantara pada waktu itu.

Bukalapak

Di tempat keempat ada Bukalapak, perusahaan rintisan di bidang e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid pada awal tahun 2010 silam. Bukalapak mendapatkan gelar Unicorn setelah mendapatkan kucuran dana dari beberapa grup investor besar, salah satunya adalah Emtek Grup dan 500 Startups.

Bukalapak juga mendapatkan suntikan dana dari perusahaan asal Korea Selatan, Shinhan GIB. Meski tidak disebutkan jumlahnya, masuknya pendanaan ini membuat valuasi perusahaan diklaim menjadi lebih dari US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun.

Baca Juga: Pengguna LinkAja telah mencapai 40 juta, 52% dari Pulau jawa

Traveloka

Terakhir ada perusahaan rintisan yang fokus di bidang travel dan pemesanan hotel, Traveloka. Traveloka yang didirikan oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang pada tahun 2012 ini diklaim merupakan startup travel Asia Tenggara pertama yang menyandang gelar Unicorn.

Hal itu diraih setelah Traveloka mendapatkan kucuran dana US$ 350 juta dari perusahaan di bidang yang sama, Expedia, pada Juli 2017 lalu. Saat ini Traveloka memiliki angka valuasi sebesar US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 28 triliun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kaleidoskop 2019: Indonesia Punya 1 Decacorn dan 4 Unicorn"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×