kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kertas Leces menanam pohon abaka mulai April 2013


Selasa, 19 Maret 2013 / 10:24 WIB
Kertas Leces menanam pohon abaka mulai April 2013
ILUSTRASI. Imbal hasil di obligasi melesat didukung stabilnya kurs rupiah dan kenaikan harga komoditas. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Kertas Leces segera merealisasikan penanaman pisang abaka di Nias Utara. Kertas Leces akan merealisasikan penanaman pohon pisang bahan baku kertas tersebut setelah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Nias Utara terkait izin hutan tanaman industri (HTI).  


Budi Kusmarwoto, Presiden Direktur PT Kertas Leces mengatakan, mulai April 2013 perusahaannya mulai mengujicobakan penanaman pohon pisang abaka. "MoU sudah ditandatangani untuk HTI seluas 11.000 hektare (ha)," katanya, Senin (18/3).


Perusahaan pelat merah ini sudah mengirimkan bibit pisang abaka ke HTI di Kabupaten Nias Utara. "April 2013 mulai menanam sehingga 18 bulan kemudian sudah bisa panen," katanya. Budi tidak bersedia menjelaskan secara detail target luas areal tanam  pisang abaka untuk tahun ini.


Sebagai catatan, setelah sempat mati suri, Kertas Leces kembali beroperasi dengan mengandalkan produksi kertas berbahan baku pelepah pisang abaka. Upaya ini bertujuan menghidupkan lagi bisnis Kertas Leces dan menyokong pendapatannya. Kertas abaka, menurut Budi, lebih mahal dibanding kertas dari kayu. "Ini kertas mulia," katanya.


Dengan kualitas yang tinggi, kertas pelepah pisang abaka biasanya dijadikan bahan baku uang kertas. Selain memiliki kualitas premium, produksi kertas abaka relatif rendah ketimbang jenis lain. "Saya optimistis, produk kertas dari abaka mampu diserap pasar kertas nasional dan internasional," katanya.


Produksi kertas abaka menjadi salah satu langkah Leces untuk kembali melangkah dalam bisnis pulp and paper.  Sampai Oktober 2013, perusahaan ini menargetkan produksi kertas rata-rata 180.000 ton per bulan atau 2,16 juta ton per tahun. Target pendapatan Leces dari bisnis ini sebesar Rp 1,2 triliun dengan laba Rp 50 miliar pada 2013.


Pabrik Kertas Leces sempat vakum selama dua tahun dan kembali beroperasi pada tahun lalu. Produksi kertas Leces berhenti karena PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menghentikan pasokan bahan bakar gas. Pasokan gas berhenti karena Kertas Leces menunggak utang ke PGN.


Selain mengharapkan margin tinggi dari produksi kertas mulia, Leces juga telah melakukan transformasi bisnis untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Perusahaan ini juga berfokus memproduksi kertas kemasan industri serta kertas tisu untuk bisa menggenjot laba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×