Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai kerusuhan di Pelabuhan Internasional Tanjung Priuk dapat menjatuhkan daya saing ekspor dan kenyamanan layanan infrastruktur nasional di mata dunia. Untuk itu, HIPMI berharap pemerintah daerah dan PT Pelindo bisa mengedepankan win-win solution dalam menangani potensi sengketa dengan masyarakat di sekitar pelabuhan.
Ketua Bidang Perdagangan Luar Negeri HIPMI Harry Warganegara juga berharap peristiwa serupa tidak terjadi di pelabuhan lainnya. "Jika terulang akan menurunkan daya saing ekspor dan bisa berdampak pada perekonomian nasional,” katanya di Jakarta, Jumat (16/4).
Apalagi menurutnya, saat ini Indonesia sedang mempersiapkan diri menghadapi persaingan perdagangan dalam konteks Asean China Free Trade Agreement (ACFTA). Ketersediaan infrastruktur, kenyamanan, keamanan dan keberlanjutan bagi aktifitas bongkar-muat di pelabuhan sangat diperlukan.
Dengan adanya kerusuhan ini, dikhawatirkan rating pelabuhan Indonesia melorot sehingga nilai asuransi kapal jadi tinggi yang pada akhirnya akan membuat daya saing untuk biaya pelabuhan melemah. Citra layanan perdagangan internasional juga akan mudah tercoreng sebab pelabuhan internasional merupakan simbol kekuatan ekonomi suatu negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News