kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesepakatan pembentukan perusahaan patungan hilirisasi batubara ditekan


Rabu, 16 Januari 2019 / 16:19 WIB
Kesepakatan pembentukan perusahaan patungan hilirisasi batubara ditekan


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina, dan Air Products and Chemicals Inc, sepakat membentuk perusahaan patungan hilirisasi mulut tambang batubara Bukit Asam di Peranap, Riau. 

Penandatanganan ini merupakan kelanjutan dari Nota Kesepahaman kerjasama hilirisasi batubara menjadi dimethylether (DME) yang dilakukan oleh ketiga perusahaan ini pada 7 November 2018 di Allentown, Amerika Serikat. 

Melalui perjanjian ini ketiga perusahaan sepakat untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batubara dan produk turunan batubara. Sebelum pembentukan perusahaan, Bukit Asam, Pertamina, dan Air Products dan Chemical terlebih dahulu akan melakukan studi kelayakan bisnis dan komersial.

Melalui teknologi gasifikasi, batubara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir atau jadi. Rencananya, pabrik hilirisasi batubara ini akan dibangun di Peranap, Riau. 

Nantinya, Bukit Asam akan menyuplai batubara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan ini untuk diolah menjadi produk akhir yang akan dibeli oleh Pertamina. Sementara itu, optimalisasi desain teknologi pengolahan akan dilakukan oleh Air Products and Chemicals.

Menteri BUMN Rini Soemarno menyambut baik kerjasama ini dan mengharapkan agar realisasi berdirinya hilirisasi batubara ini segera terwujud. Menurutnya, Indonesia harus tetap mengembangkan industri hilirisasi batubara bukan hanya dalam rangka mengurangi impor tapi juga dalam rangka mengembangkan ekspor.

"Hilirisasi juga penting dalam upaya mengurangi polusi dari batubara dengan memproduksi clean energy berupa Syngas yang akan jadi hulu dari berbagai produk seperti DME bahkan sampai solar dan avtur," ujar Rini, Rabu (16/1).

Sementara, Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin mengungkapkan, hilirisasi batubara ini dapat menghasilkan DME untuk pengganti bahan baku LPG yang sebagian besar masih dimpor sehingga menghemat devisa negara. "Hilirisasi yang dilakukan PTBA ini diperkuat dengan total sumber daya batubara sebesar 8.3 miliar ton dan total cadangan batubara sebesar 3,3 miliar ton," tegasnya

Hal senada diungkapkan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia menegaskan, kerja sama Pertamina dengan Bukit Asam serta Air Products and Chemicals adalah langkah strategis bagi semua pihak, untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional, melalui pemanfaatan DME.

"Sekitar 73% LPG masih diimpor, tahun 2017 Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7,11 juta ton LPG. Pabrik gasifikasi batubara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional karena kami rencanakan DME akan mengurangi sebagian besar kebutuhan LPG impor sebagai bahan bakar rumah tangga," ujar Nicke.

Chairman, President, dan CEO Air Products and Chemicals, Seifi Ghasemi berkomitmen pihaknya sebagai pemilik teknologi gasifikasi batubara akan sungguh-sungguh berinvestasi di Indonesia dan menghasilkan syngas yang nantinya akan diolah melalui teknologi downstream menjadi DME.

Rencananya usaha gasifikasi ini akan berlokasi di Mulut Tambang Batubara Peranap dan memiliki kapasitas produksi 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batubara sebesar 9,2 ton per tahunnya.

Selain proyek ini, sebelumnya Bukit Asam juga sudah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pada Desember 2017 untuk hilirisasi batubara menjadi Urea, DME, dan Polypropylene di lokasi tambang Tanjung Enim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×