Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, Indonesia tengah melakukan penjajakan untuk melakukan ekspor ke beberapa negara berkembang. Menurutnya, penjajakan pasar ekspor batubara dilakukan ke negara-negara berkembang lainnya seperti Vietnam, Banglades, dan Pakistan.
"Selain itu, akan melakukan peningkatan efisiensi rantai suplai batubara negara importir batubara serta melakukan direct contract atau direct shipping ke negara-negara importir," kata Agung dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/6).
Dihubungi terpisah, Ketua Indonesia Mining Institute Irwandy Arief menilai, diversifikasi pasar agar tidak tergantung pada dua negara menjadi sangat diperlukan. Tak hanya pada saat pandemi covid-19, namun secara jangka menengah dan panjang, penjajakan pasar baru dibutuhkan bagi bisnis batubara Indonesia.
Apalagi, jika selepas masa pandemi ini, sejumlah negara memilih kebijakan yang mengarah pada deglobalisasi atau mengutamakan produk dan kemanan nasionalnya. "Jadi peluang (perluasan) pasar, harus terus dijaga," imbuh Irwandy.
Baca Juga: Pasar batubara masih menantang, dua emiten tambang ini belum berencana revisi RKAB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News