kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja ekspor kayu manis masih tumbuh


Senin, 22 Oktober 2018 / 20:30 WIB
Kinerja ekspor kayu manis masih tumbuh
ILUSTRASI. PRODUKSI KAYU MANIS


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor komoditas kayu manis asal Indonesia sejauh ini masih tumbuh. Menurut Merry Astrid Indriasari, atase Perdagangan untuk Uni Eropa volume impor Eropa untuk komoditas kayu manis tumbuh 6% setiap tahunnya.

Data Kementerian Pertanian (Kemtan) menyebut, ekspor kayu manis pada 2017 naik hanya sekitar 3,27% menjadi 50.463 ton dengan nilai US$ 148 juta dibanding tahun 2016 yang tercatat sebanyak 48.899 ton dengan nilai US$ 94 juta.

“Volume impor Cinnamon (kayu manis) di negara Eropa terus meningkat mencapai 6% per tahun. Nilai impor juga turut meningkat 19% per tahun,” kata Merry di Kementerian Pertanian, Senin (22/10).

Kebutuhan akan kayu manis di Uni Eropa karena dinilai memiliki manfaat di berbagai sektor. Misalkan, sebanyak 80 % digunakan untuk industri makanan dan minuman dalam bentuk bubuk. 25 % kebutuhan kayu manis untuk retail seperti supermarket dan grosir. Dan sisanya untuk kebutuhan lainnya seperti Rumah Sakit.

Dalam lima tahun terakhir di pasar Eropa, harga kayu manis lokal mencapai US$ 3,45 sampai US$ 3,97 per kg. Hal ini jelas menguntungkan bagi para petani kayu manis lokal karena mengingat masa panen yang cukup lama yakni 8 sampai 20 tahun.

“Saat ini, Indonesia menjadi supplier terbesar untuk UNI Eropa, dengan share 23% (crushed/ground cinnamon) dengan tarif impor di pasar Uni Eropa 0%,” ungkapnya.

Untuk jenis kayu manis yang paling banyak di ekspor dari Indonesia adalah jenis Cinnamon Tree Flowers yang pada 2017 ekspornya mencapai US$ 17.832, kemudian disusul oleh Ground Cinammon tree flower yang mencapai US$ 11.622 dan Cinamon Zeylanicum sebesar US$ 4.908.

Namun demikian ekspor kayu manis lokal dinilai masih terkendala. Menurut Bupati Kerinci, Adirozal kendala ini karena berbagai kebijakan dan politik dagang yang terjadi. Sejauh ini ekspor kayu manis juga dilakukan oleh negara pesaing seperti India dan Sri Langka. Oleh sebab itu, ada beberapa upaya yang dilakukan Indonesia dalam menggenjot ekspor kayu manis.

“Maka kita lakukan sertifikasi, karena kayu manis kita disebut false cinnamon. Kita yang asli malah dibilang palsu, ini kan politik dagang,” ungkap Adirozal.

Selain itu, terdapat juga kendala ekspor dari Uni Eropa. Hal ini berbentuk kebijakan yang diberlakukan untuk komoditi impor atau komoditas pangan yang masuk ke negaranya. Kebijakan tersebut antara lain; Food Safety (Traceability, higienitas dan HACCP), kontaminasi (seluruh rantai produksi), pengecekan bakteri seperti salmonella dan kandungan pestisida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×