Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan entitas anak mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp 7,01 triliun di kuartal I-2022, naik 16,6% dibandingkan kuartal I-2021.
Sementara itu, laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 835 miliar di kuartal I-2022, naik 16,5% dibandingkan Rp 716 miliar di kuartal I-2021.
Dalam kondisi ketidakpastian makro ekonomi global dan rantai pasokan yang semakin menantang, KLBF terus memperkuat pasokan bahan baku untuk menjaga ketersediaan produk. KLBF juga menjaga posisi likuiditas yang kuat untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja ke depan.
"Inovasi terus dilakukan dalam rangka menyediakan produk dan layanan yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan penjualan," tulis Manajemen Kalbe Farma dalam siaran pers, Kamis (28/4).
Secara berkelanjutan, KLBF berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau, serta memperluas layanan kesehatan berbasis digital.
Baca Juga: Penjualan Neto Kalbe Farma (KLBF) Naik 16,6% pada Kuartal I
Untuk mendekatkan diri dengan basis pelanggan yang lebih luas, KLBF menyediakan platform B2C – Klikdokter (telemedisin) dan B2B – EMOS & MOSTRAS melalui divisi distribusi dan logistik.
KLBF juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta mengendalikan biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba usaha.
Selain itu, KLBF terus menerapkan protokol kesehatan secara seksama untuk internal maupun eksternal serta melakukan edukasi kepada pasar melalui berbagai saluran komunikasi.
Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, pada kuartal pertama tahun ini divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 28,9% menjadi Rp 2,59 triliun, dari sebelumnya Rp 2,01 triliun di kuartal I-2021 serta menyumbang 36,9% terhadap total penjualan bersih KLBF.
Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,88 triliun di kuartal I-2022, atau mengalami pertumbuhan sebesar 13,8% dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 26,9% dari total penjualan bersih KLBF di kuartal I-2022.
Divisi Obat Resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 9,5% menjadi Rp 1,52 triliun di kuartal I-2022 dari sebelumnya Rp 1,39 triliun, serta menyumbang 21,8% dari total penjualan bersih perusahaan.
Sementara itu, divisi Produk Kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 6% menjadi Rp 1 triliun di kuartal I-2022 dengan kontribusi sebesar 14,4% terhadap total penjualan bersih KLBF.
Laba usaha KLBF meningkat 17,2% menjadi Rp 1,05 triliun di kuartal pertama tahun 2022, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 15%. Laba sebelum pajak penghasilan pada kuartal I-2022 adalah sebesar Rp 1,09 triliun atau bertumbuh sebesar 18% dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6% atau naik dibandingkan 15,4% dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Laba bersih pemilik entitas induk KLBF mencapai Rp 835 miliar di kuartal I-2022, naik 16,5% dibandingkan Rp 716 miliar di tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional.
Di tahun 2022, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2022 menjadi sebesar 11%-15% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11%-15%.
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis geopolitik global, KLBF berupaya menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku dengan melakukan efisiensi biaya dan strategi pengelolaan harga.
Baca Juga: Sepanjang Kuartal I 2022, Kinerja Kalbe Farma Naik Dua Digit
KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.
"Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%-55% dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal," ungkap Manajemen Kalbe Farma.
Optimisme KLBF untuk tumbuh telah mendorong perusahaan untuk terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABGC atau Akademisi, Business, Government, dan Komunitas, KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau hilirisasi produk dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perusahaan.
Di lain pihak, KLBF membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi, atau bentuk kerja sama bisnis lainnya.
KLBF juga melakukan inovasi melalui PT Kalbe Genexine Biologics dengan melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (Novel products) di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia, dan Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News