Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan penurunan kinerja pada semester I 2025. Pendapatannya tercatat turun dan kerugiannya pun membengkak pada paruh pertama tahun ini.
Mengutip laporan keuangan perseroan, di semester I 2025, perseroan hanya mampu membukukan pendapatan US$ 1,55 miliar. Padahal periode yang sama tahun lalu Garuda mampu membukukan pendapatan US$ 1,62 miliar.
Kemudian dari sisi bottom line, kerugian yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mengalami pembengkakan dari US$ 101,66 juta menjadi US$ 142,84 juta.
Beruntung, meski kinerja keuangannya memburuk, tetapi Garuda berhasil mencatatkan perbaikan seat load factor (SLF) yaitu dari 76,48% pada semester I 2024 menjadi 78% pada semester I 2025.
Baca Juga: Garuda Indonesia Telah Tambah 5 Armada Baru per Agustus 2025
Corporate Secretary Head Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto mengungkapkan capainnya ini tak lepas dari upaya transformasi bisnis yang dilakukannya selama ini. Sejumlah strategi telah dilakukan untuk mendorong kinerja yang lebih baik.
“Transformasi bisnis yang kami jalankan ditujukan untuk memastikan fondasi jangka panjang Garuda tetap kuat, sekaligus memperkuat posisi di pasar domestik dan internasional,” tuturnya kepada Kontan, Kamis (25/9/2025).
Menurutnya pencapaian ini didorong oleh strategi optimalisasi jaringan penerbangan, memastikan profitabilitas rute, memaksimalkan kanal distribusi, serta pemanfaatan teknologi digital.
"Kami juga mengoptimalkan penggunaan AI untuk memantau tren permintaan, memperkuat kampanye pemasaran digital, serta memperbesar pangsa pasar haji dan umrah. Kemitraan global dengan maskapai internasional juga terus ditingkatkan,” tambahnya.
Baca Juga: Eksekutif Singapore Airlines Dikabarkan Jadi Direktur, Ini Kata Manajemen GIAA
Per Agustus 2025, maskapai pelat merah ini telah menambah 5 armada baru. Dengan demikian, total armada yang dimiliki mencapai 78 unit.Proyeksinya sampai akhir tahun nanti masih akan ada 2 armada lagi yang akan masuk.
“Dari sisi rute, hingga September kami juga membuka dua rute baru, yaitu Cengkareng–Samarinda dan Halim–Denpasar, yang langsung mendapat respons positif. Menjelang akhir tahun, rute Halim–Palembang juga akan dibuka,” urainya.
Disisa tahun ini, Garuda menargetkan katalis tambahan dari 3 strategi besar. Diantaranya penguatan jaringan penerbangan dan armada, sinergi ekosistem, dan future enabler.
Dari 11 inisiatif prioritas yang dijalankan, Cahyadi bilang fokus utama Garuda meliputi rasionalisasi rute agar efisien, peningkatan kapasitas armada, perluasan bisnis kargo dengan kontrol harga dan kapasitas, serta penambahan aliansi strategis dengan maskapai global seperti Qatar Airways, Japan Airlines, dan Emirates.
Selanjutnya: Pefindo Sematkan Peringkat idA untuk Provident Investasi (PALM), Prospek Stabil
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Jumat 26 September 2025, Banyak Tantangan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News