kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja operasional emiten jasa pertambangan batubara bervariasi di tahun lalu


Sabtu, 08 Februari 2020 / 06:50 WIB
Kinerja operasional emiten jasa pertambangan batubara bervariasi di tahun lalu


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah emiten yang bergerak di bidang kontraktor jasa pertambangan batubara mencatatkan kinerja operasional yang beragam pada tahun lalu.

PT SMR Utama Tbk (SMRU) mengalami penurunan volume pengupasan lapisan tanah atau overburden removal (OB) sebesar 12,27% (yoy) menjadi 27,3 juta bank cubic meter (bcm) pada tahun lalu. Di sisi lain, volume pengambilan batubara atau coal getting perusahaan naik 17,85% (yoy) menjadi 3,3 juta ton.

Baca Juga: Kinerja operasional SMR Utama (SMRU) kurang mumpuni di tahun lalu

Sekretaris Perusahaan SMRU Ricky Kosasih mengatakan, penurunan volume OB lebih disebabkan adanya keterlambatan pengerjaan kontrak baru dari PT Berau Coal di area Sambarata, Kalimantan Timur.

Dalam pemberitaan sebelumnya, SMRU mendapat kontrak dari Berau Coal pada Agustus tahun kemarin untuk jasa pertambangan batubara dan penyewaan alat-alat berat. “Pengerjaan untuk lokasi baru di Sambarata terlambat mulainya,” ujar dia, Jumat (7/2).

Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara meraih kenaikan volume OB sebesar 2,62% (yoy) menjadi 916,3 juta bcm hingga November 2019 lalu. Adapun volume coal getting UNTR di periode yang sama tumbuh 5,88% (yoy) menjadi 120,5 juta ton.

Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis menyampaikan, hasil positif tersebut diperoleh lantaran tidak ditemui masalah berarti di area operasional pertambangan PAMA. Belum lagi, kondisi cuaca cukup mendukung proses kegiatan operasional.

Baca Juga: Kinerja bisnis jasa pertambangan United Tractors (UNTR) tumbuh positif di tahun lalu

“Peningkatan kinerja pertambangan batubara sejalan dengan target yang diminta klien PAMA,” kata dia, hari ini (7/2).

Walau belum dijelaskan secara rinci, Sara menyebut, tahun ini UNTR membidik jumlah coal getting yang sama dengan target di tahun sebelumnya. Di sisi lain, perusahaan kemungkinan akan sedikit menurunkan proyeksi volume OB seiring pelemahan harga batubara akhir-akhir ini.

Sebelumnya, kontraktor tambang batubara lainnya, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) membukukan kenaikan volume OB 1,09% (yoy) menjadi 55,2 juta bcm hingga akhir tahun lalu. Volume coal getting MYOH juga naik 13,49% (yoy) menjadi 11,1 juta ton di penghujung tahun kemarin.

Kepala Hubungan Investor MYOH Ahmad Zaki Natsir menyebut, kinerja operasional positif yang diraih MYOH dipicu oleh penambahan alat-alat tambang. Tahun lalu, MYOH membeli 10 unit dump truck senilai US$ 14,5 juta.

Baca Juga: Virus corona bikin supply dan demand batubara jadi tidak stabil

Selain itu, hasil positif yang dicapai MYOH terbantu oleh optimalisasi pemeliharaan alat-alat tambang yang ada. “Tidak ada alat-alat kami yang stand by akibat kerusakan,” ujar Zaki, Rabu (29/1) lalu.

Ia belum mengungkapkan proyeksi target volume OB dan coal getting MYOH pada tahun ini. Yang pasti, MYOH mengindikasikan adanya kenaikan target kinerja operasional di tahun ini.

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga mengalami kenaikan volume OB sebesar 17,54% (yoy) menjadi 119,73 juta bcm hingga akhir tahun lalu. Di saat yang sama, volume coal getting perusahaan meningkat 27,27% (yoy) menjadi 16,94 juta ton.

Kendati demikian, volume OB DEWA baru merefleksikan 95,25% dari target di tahun lalu yakni sebesar 125,7 juta bcm. Setali tiga uang dengan volume coal getting DEWA yang setara dengan 99,65% dari target awal perusahaan sebesar 17 juta ton.

Corporate Secretary & Chief Corporate Service Officer DEWA Mukson Arif Rosyidi pada saat itu mengaku, harga batubara global yang cenderung mengalami pelemahan mempengaruhi realisasi kinerja operasional perusahaan.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) belum akan akusisi tambang batubara dalam waktu dekat

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) justru mengalami penurunan volume OB sebesar 3% (yoy) menjadi 380,1 juta bcm pada akhir tahun lalu. Namun, hasil tersebut masih sejalan dengan target awal perusahaan di kisaran 380 juta—420 juta bcm.

Head of Investor Relations DOID Regina Korompis mengonfirmasi, penurunan tersebut akibat adanya perubahan target produksi dari perusahaan pemilik tambang batubara yang menjadi pelanggan DOID. Hal ini seiring volatilitas harga batubara yang begitu cepat.

Untungnya, di tahun lalu pula DOID masih sanggup mengeduk batubara sebanyak 50 juta ton atau tumbuh 18% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×