Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Pertamina meleset dari target. Sepanjang Januari–Maret 2015, pendapatan Pertamina hanya mencapai US$ 10,67 miliar, di bawah 13% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ditetapkan pada angka US$ 12,31 miliar. Bahkan, laba bersih Pertamina kuartal I hanya tercatat US$ 28 juta, jauh di bawah target laba bersih pada RKAP yakni di angka US$ 427 juta.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menjelaskan, tidak tercapainya target pendapatan dan laba bersih Pertamina pada kuartal I karena anjloknya rata-rata harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) serta melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sepanjang kuartal I-2015.
Akibatnya, realisasi kuartal I ini jauh lebih rendah ketimbang target di RKAP. "Kondisinya seperti itu yang terjadi, meskipun kami juga sudah melakukan lima strategi untuk menjaga kinerja dari awal tahun ini," kata Dwi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (22/4).
Seperti dijelaskan Dwi dalam paparannya, rata-rata ICP selama Januari hingga Maret 2015 adalah US$ 53,4 per barel. Sementara dalam RKAP tercatat sebesar US$ 60 per barel. Sedangkan, untuk nilai tukar sepanjang kuartal I-2015 berada di level Rp 12.804 per dolar dengan asumsi RKAP sebesar Rp 12.500 per dolar.
Meski kinerja jelek, namun produksi minyak Pertamina naik 18,18% sejak November 2014 dari angka 225.000 barel per hari (bph) menjadi 267.470 bph pada kuartal I-2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News