Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di semester II 2023 diprediksi terbantu dari diversifikasi bisnis yang dilakukan perusahaan.
Harga gas saat ini masih mengalami pelemahan. Melansir Trading Economic, Rabu (26/7), harga gas alam turun 2,34% dalam sebulan terakhir dan 68,65% secara YoY.
Hal itu membuat kinerja PGAS diprediksi akan melemah, bahkan hingga tahun 2024. Namun, di sisi lain, PGAS telah melakukan diversifikasi bisnis, salah satunya dengan memiliki unit bisnis di bidang telekomunikasi, yaitu PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGNCOM).
Baca Juga: Ini Daftar Terbaru Penghuni Indeks LQ45, Ada GGRM dan MAPI
Pada tahun 2021 lalu, PGAS telah menjalin kerjasama dengan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dalam rangka utilisasi jaringan telekomunikasi. Melansir keterbukaan informasi di BEI, PGNCOM menjalankan bisnis sewa fiber optik untuk menyediakan jaringan kepada para pelanggan.
Sayangnya, pendapatan dari sewa fiber optic PGNCOM pada kuartal I 2023 turun ke US$ 4,9 juta dari sebelumnya US$ 5,07 juta pada kuartal I 2022.
Namun, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, diversifikasi bisnis PGAS di bidang non-gas masih bisa mempertahankan kinerja bisnis perusahaan.
“Kerjasama itu telah memberikan pendapatan tambahan bagi PGAS. Sehingga, masih bisa meningkatkan pendapatan secara keseluruhan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/7).
Baca Juga: PGN Hampir Pasti Jadi Mitra Lemigas untuk Operasikan Pipa Gas Cirebon-Semarang
Nafan tak mengelak bahwa harga gas ke depannya mungkin tak akan bisa setinggi seperti saat ada disrupsi rantai pasokan global yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
“Tapi, setidaknya PGAS terbantu dengan adanya hilirisasi batubara menjadi gas. Ini bisa mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan kemampuan PGAS dalam menghasilkan pendapatan,” paparnya.
Menurut Nafan, hilirisasi tersebut bisa menekan ketergantungan Indonesia atas impor gas dan mengoptimalisasi penggunaan batubara domestik.
Hal itu juga akan membantu memenuhi kebutuhan energi dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi domestik mencapai target di tahun 2024.
“Saat ini, tren pertumbuhan ekonomi domestik juga masih relatif stabil. Sehingga, kebutuhan akan energi tentu masih akan terus meningkat,” paparnya.
Diversifikasi bisnis PGAS juga bisa menjaga kinerja perusahaan secara solid, baik dari sisi topline maupun bottomline.
Baca Juga: PGN Targetkan Peningkatan Kontribusi Bisnis Hulu ke Hilir Sektor Gas Bumi
Nafan mengatakan, PGAS memang sempat mengalami masa downtrend harga saham, tetapi saat ini PGAS sedang dalam periode konsolidasi untuk menuju periode uptrend.
“P/E PGAS juga masih menarik. Ini bisa membuat valuasi harga saham lebih menarik. Investor kemungkinan masih mencermati prospek PGAS di semester II,” tuturnya.
Nafan pun merekomendasikan Accumulate untuk PGAS dengan target harga Rp 1.505 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News