kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja positif di kuartal I, Argha Karya (AKPI) yakin raih penjualan Rp 2,4 triliun


Minggu, 23 Mei 2021 / 15:12 WIB
Kinerja positif di kuartal I, Argha Karya (AKPI) yakin raih penjualan Rp 2,4 triliun
ILUSTRASI. PT Argha Karya Prima Industry Tbk is one of the leading flexible packaging film manufacturers.?Produsen plastik kemasan plastik


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) optimistis mampu melanjutkan tren positif kinerjanya di sisa tahun 2021 terlepas dari adanya penurunan permintaan produk kemasan akibat larangan mudik lebaran. Perusahaan ini juga berusaha memperkuat penjualan baik di pasar lokal maupun di pasar ekspor.

Sebagai catatan, penjualan neto AKPI melesat 11,73% (yoy) menjadi Rp 639,40 miliar pada kuartal I-2021. AKPI juga mampu membukukan laba bersih Rp 19,18 miliar di kuartal I-2021, dibandingkan hasil kuartal I-2020 yang mana perusahaan menderita rugi bersih Rp 2,53 miliar.

Direktur Argha Karya Prima Industry Jimmy Tjahjanto menyampaikan, kinerja apik yang diraih AKPI di kuartal pertama lalu tak lepas dari permintaan pasar yang masih cukup tinggi dan berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat akan produk kemasan yang meningkat. Dengan hasil tersebut, pihak AKPI masih menargetkan total penjualan neto sebanyak Rp 2,4 triliun hingga akhir tahun nanti.

Baca Juga: Argha Karya Prima Industry bukukan penjualan neto Rp 639,40 miliar kuartal I-2021

“Strategi kami tetap lebih mengutamakan penjualan kemasan untuk industri makanan dan minuman serta terus mengupayakan peningkatan produk premium,” ungkap dia, Jumat (21/5).

Produk kemasan untuk makanan dan minuman pada umumnya banyak diminati pelanggan saat momen Ramadan dan Lebaran. Di luar sektor tersebut, AKPI juga memproduksi kemasan untuk rokok, laminasi kertas, adhesive tape, dan lain sebagainya.

Sayangnya, kondisi di tahun ini cukup menantang lantaran adanya kebijakan larangan mudik lebaran. Walau efeknya tidak begitu signifikan, tetap saja kebijakan itu memiliki dampak pada penurunan permintaan produk kemasan di pasar. 

Terlebih lagi, momen Ramadan dan Lebaran biasanya lebih berkontribusi terhadap pendapatan AKPI dibandingkan momen festive season lainnya, seperti libur natal dan tahun baru.

Manajemen AKPI masih fokus meningkatkan penjualan produknya di pasar lokal yang notabene berkontribusi 60%-65% dari total pendapatan perusahaan ini. Adapun daerah di Indonesia yang menyumbang hasil penjualan terbesar bagi AKPI adalah Jawa dan Sumatra.

Jimmy menambahkan, pihaknya juga terus mengincar peluang peningkatan penjualan ke pasar ekspor. Saat ini, permintaan produk kemasan di pasar ekspor tampak lebih kompetitif lantaran persaingan yang ketat dengan negara-negara Asia dan Eropa. Untuk mengantispasi tantangan tersebut, AKPI memprioritaskan ekspor produk berkualitas premium.

“Tentunya produk tersebut memiliki harga yang kompetitif serta kualitas yang unggul,” imbuh dia.

Sembari menggenjot penjualan, AKPI juga sedang berusaha merampungkan proyek penambahan kapasitas untuk lini bisnis kemasan Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP). Hasil dari proyek tersebut akan mengangkat kapasitas produksi AKPI hingga sekitar 30% dari kapasitas eksisting sekitar 122.500 ton per tahun.

AKPI pun telah menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 30 juta dari kas internal dan pendanaan bank untuk mengeksekusi agenda ekspansi bisnis tersebut. Fasilitas baru dari BOPP tersebut ditargetkan akan beroperasi pada kuartal IV-2021.

“Saat ini kami sedang menjalani tahap instalasi,” tandas Jimmy.

Selanjutnya: Argha Karya Prima Industry (AKPI) kejar penjualan Rp 2,4 triliun di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×