Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Corporate Secretary United Tractors Sara K Loebis menyatakan tahun ini perusahaan menargetkan produksi batubara 9 juta ton. Hingga Juni 2019 sudah terealisasi 4,92 juta ton.
Sara optimis pihaknya mampu mengejar target produksi pada semester 2 2019. Sebagai informasi, UNTR juga memproduksi batubara dengan kalori tinggi dan batubara kokas.
Ia menambahkan bisnis coking coal masih menarik lantaran harga jual yang juga lebih baik. “Batubara kami semua diekspor untuk power plant yaitu yang high calorie thermal dan steel plant yang coking untuk pasar Asia,” ungkapnya.
Baca Juga: Semester I 2019, Petrosea (PTRO) catat volume OB 58,32 juta BCM
Pada 2019 UNTR memasang target produksi coking coal sebanyak 1,5 juta ton atau hampir dua kali lipat dari realisasi produksi tahun 2018.
Hingga semester 1 2019, UNTR memproduksi 674.000 ton batubara kokas. Nilai ini naik 98,24% dari realisasi produksi pada semester satu tahun lalu 340.000 ton.
Tak hanya UNTR, salah satu produsen batubara kokas yakni PT Adaro Enegry Tbk juga menggeluti bisnis coking coal. Head of Corporate Communications Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan perusahaan melihat industri baja menunjukkan tren yang positif, sehingga pengembangan batubara kokas juga menjadi menjanjikan.
“Seiring dengan produksi dan konsumsi baja yang bertumbuh, permintaan batubara kokas masih akan meningkat,” imbuhnya.
Baca Juga: BKPM mencatat investasi di sektor pertambangan terus merosot
Sampai kuartal pertama tahun ini AMC memproduksi 33.000 metrik ton dan menjual batubara kokas 28.000 metrik ton. Sedangkan Kestrel secara keseluruhan memproduks 1,8 juta ton dan menjual 1,6 juta ton batubara kokas keras.