Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laporan kinerja emiten pada PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk (DSFI) pada semester pertama 2018 mengalami penurunan. Untungnya emiten masih mencetak laba bersih positif dan yakini kinerja semester dua akan sesuai proyeksi awal manajemen.
Corporate Secretary DSFI Saut Marbun menyatakan, koreksi tersebut karena masa libur pada periode bulan Juni yang banyak menurunkan produktivitas nelayan tangkap.
"Bulan Juni nelayan tangkap kerja hanya dua minggu dan dalam satu hari bisa setara Rp 1 juta - Rp 2 juta, maka kita kena disitu," kata Saut kepada Kontan.co.id, Rabu (1/8).
Mengutip laporan keterbukaan yang tersedia pada laman Bursa Efek Indonesia, pendapatan semester pertama emiten turun 3,59% menjadi Rp 318,32 miliar dari tahun lalu Rp 330,17 miliar.
Serupa laba bersihnya juga turun 36,56% tapi tetap untung di Rp 4,32 miliar. Pada periode sama tahun lalu, laba bersih emiten di Rp 6,81 miliar.
Lebih rinci pada pendapatannya, penjualan DSFI masih didominasi oleh ekspor yang setara Rp 306,57 miliar, angka ini turun 3,24% dari yoy Rp 316,82 miliar.
Mayoritas penjualan ditopang oleh penjualan fillet senilai Rp 135,16 miliar, turun 2,61% dari yoy Rp 138,78 miliar.
Kemudian penjualan ekspor diikuti oleh tuna senilai Rp 94,67 miliar yang turun 25,38% yoy Rp 126,87 miliar, gurita senilai Rp 55,52 miliar turun 38,66% dari Rp 40,04 miliar, cumi senilai Rp 16,73 miliar naik 100,34% dari yoy Rp 8,35 miliar dan sektor lain-lain senilai Rp 4,48 miliar naik 60,57% dari Rp 2,79 miliar.
Sedangkan pada pendapatan pasar lokal, penjualan kepala senilai Rp 5,71 miliar turun 7,61% dari Rp 6,18 miliar, tetelan Rp 6,54 miliar turun 3,11% dari Rp 6,75 miliar dan penjualan ikan utuh Rp 490,47 miliar naik 16,63% dari yoy Rp 420,54 miliar.
Untuk kinerja paruh kedua tahun ini, Saut masih optimistis bakal cetak positif. Tapi ada tantangan ombak laut yang besar bisa sebabkan tangkapan menurun.
"Di Juli-Agustus dan tengah September ini musim tidak tentu, ombak besar dan nelayan agak jarang melaut, tapi kita sudah stok untuk antisipasi," jelasnya.
Menurutnya, emiten memiliki fasilitas cold storage yang menyimpan pasokan hingga 1.000 ton yang akan mengamankan stok pada masa ombak tinggi. Maka, ia masih memproyeksikan pendapatan emiten bakal tetap tumbuh 11% sesuai perkiraan awal manajemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News