kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kiprah Konimex Group saat melibatkan generasi ketiga


Kamis, 28 Mei 2020 / 10:00 WIB
Kiprah Konimex Group saat melibatkan generasi ketiga


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Konimex kini mulai gencar melakukan ekspansi diluar bisnis inti. Maklum, perusahaan yang berbasis di Solo, Jawa Tengah ini dikenal sebagai perusahaan obat-obatan dan barang konsumsi. Ragam produknya sudah dikenal luas oleh masyarakat kebanyakan. Sebut saja Konidin, Inza, Paramex, Konicare atau permen Nano Nano.

Belum lama ini, Konimex Group lewat salah satu lini bisnisnya yakni PT Konimex Sinergi Multitek, , memimpin pendanaan untuk menyuntikan modal seri A senilai S$ 10 juta ke peritel asal Singapura IUIGA. Ritel ini sendiri memang baru ada di negeri Singa dan sudah mempunyai 9 outlet di sana.

Produk yang dijual IUIGA ini seolah bertolak belakang dengan bisnis inti dari Grup Konimex di ranah consumer goods dan consumer healthcare. Di outlet IUIGA, tersedia beragam produk kebutuhan rumah tangga. Mulai dari furnitur, perlengkapan rumah tangga, aksesori hingga pakaian. “Kami mencoba ekspansi tidak cuma secara vertikal tapi juga horizontal,” kata Edward Setiawan Joesoef, Chief Stragey Officer Konimex Group kepada Kontan.co.id belum lama ini (20/5).

Baca Juga: Konimex Group ekspansi ke ritel rumah tangga lewat Iuigia

Dirinya tertarik dengan bisnis yang dilakoni oleh IUIGA, terutama produk yang dijajakannya. Produk tersebut diklaim punya kualitas terbaik tapi bisa dijual dengan harga yang masih ramah dikantong. Ini bisa terjadi karena IUIGA sudah menjalin kerjasama dengan sejumlah pabrik manufaktur di China yang biasa mengerjakan produk-produk berlabel kelas dunia. Mulai dari Samsonite hingga produk kosmetik Estee Lauder.

Baca Juga: Konimex memperkuat jaring bisnis

Ia mengambil contoh produk koper Samsonite yang bisa dijual dengan harga US$ 800, tapi di IUIGA, dengan spesifikasi yang sama bisa dilego Cuma US$ 200. “Jadi masih murah,” ucapnya.

Baca Juga: Edward Setiawan Joesoef: Ini kesempatan mendapat perusahaan dengan harga murah

Kondisi ini berlaku juga untuk ragam produk yang dijual di toko yang menerapkan strategi penjualan omni channel tersebut. Hasilnya, klaim Edward yang kini juga merangkap sebagai Direktur IUIGA, sangat menjanjikan. Penjualan IUIGA di kuartal I 2019 bisa lebih tinggi dari hasil penjualan sepanjang tahun 2019. Sayang, ia tidak merinci besarannya. Yang jelas, penjualan online di kuartal I ini berkontribusi hingga 80% dari total penjualan IUGIA, selebihnya berasal dari offline.

Setelah Konimex Group masuk ke IUIGA, Edward yang merupakan anak dari Rachmadi Joesoef, berencana melebarkan jaringan pemasaran IUIGA di Indonesia. Kalau tidak ada halangan, IUIGA siap beroperasi di bulan Juli nanti, tapi bentuknya masih untuk penjualan online saja.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×