kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP baru salurkan bantuan kapal 300 unit di 2016


Kamis, 08 Desember 2016 / 16:53 WIB
KKP baru salurkan bantuan kapal 300 unit di 2016


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hingga kini baru menyalurkan 300 unit bantuan kapal tangkap dari sebanyak 1.917 unit kapal yang sudah dibuat. Kemungkinan distribusi  baru akan dilanjutkan pada tahun 2017 mendatang. 

Padahal sebelumnya, KKP menargetkan pendistribusian seluruh kapal yang sudah dibuat dapat selesai pada akhir tahun ini. Menteri KKP Susi Pudjisatuti mengatakan, lambatnya pendistribusian pengadaan kapal ini karena besarnya jumlah kapal dan alat tangkap yang harus dibuat. 

Asal tahu saja, jumlah pengadaan kapal tangkap tahun ini jauh di bawah target awal yang sebesar 3.445 unit. Adapun alat tangkap yang berhasil dibuat sebanyak 4.000 unit. "Ada ketidaksiapan dari kontraktor dan instansi yang membuat lambat di banyak hal," kata Menteri KKP Susi Pudjisatuti, Kamis (8/12). 

Zulfikar Mochtar, Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP mengatakan, penyaluran kapal yang rendah karena keterbatasan jumlah koperasi yang siap menjadi penyalur. KKP memilih koperasi untuk menyalurkan bantuan ini agar lebih tepat sasaran.

Meski pendistribusian belum rampung, tahun depan KKP bakal terus melakukan pengadaan bantuan kapal tangkap sebanyak 2.030 unit dengan ukuran 3 Gross Ton (GT) sampai 30 GT.

Zulfikar mengatakan, untuk pengadaan kapal di tahun depan akan lebih mudah karena menggunakan e-katalog yang saat ini sudah berjalan. Biaya pengadaan pun akan lebih murah karena ada pemotongan bea masuk komponen pembuat kapal seperti mesin es, jaring, dan lainnya. "Dengan ini bisa jadi jumlah kapal bisa bertambah," pungkasnya. .

Kajidin, Ketua Serikat Nelayan Tradisional mengaku bila bantuan kapal tangkap yang diberikan KKP bakal mangkrak karena saat ini banyak nelayan yang memilih menjadi Anak Buah Kapal (ABK) kapal di atas 60 GT. Menurut Kajidin ini karena pengoperasian kapal sendiri menelan biaya perbekalan yang terlalu tinggi. "Di lain sisi hasil tangkapan tidak bisa maksimal karena ikan di pinggir pantai sudah tidak banyak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×